Berpikir yang Tak Biasa

236 dibaca

teknokra.co: Workshop writerpreneur menjadi pembuka kegiatan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Nasional (PJTN) Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra, Universitas Lampung, Sabtu (15/10).

Kegiatan yang bertempat di Auditorium Perpustakaan Unila ini, dibuka dengan pemukulan gamolan (alat musik khas Lampung) oleh Rektor Unila (Prof. Hasriadi Mat Akin), Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni (Prof. Karomani), Perwakilan Protokol Humas Gubernur (Dra. Bayana), serta Pemimpin Umum UKPM Teknokra (Kurnia Mahardika).

Kali ini, Teknokra mengundang Rulli Nasrullah seorang konsultan media, bloger, sekaligus dosen Universitas Gajah Mada (UGM), sebagai pemateri yang menyampaikan tentang digital writerpreneur. Kang Arul, begitu ia disapa, merupakan penulis yang sudah menerbitkan 300 buku.

Dalam materinya, Kang Arul menggambarkan saat ini dunia sudah berada dalam genggaman. Dengan hanya menggunakan android segala informasi dapat kita akses dengan mudah dan cepat. Baginya kemajuan teknologi dapat dijadikan sebagai peluang bisnis bagi para penulis.

Ia juga menyampaikan, untuk menjadi seorang penulis yang dapat menghasilkan rupiah, kunci utama terletak pada sebuah tulisan yang memiliki pembeda. Dalam hal ini, kreativitas penulis sangat menentukan bagaimana tulisan tersebut akan disajikan kepada pembaca. “Berpikirlah hal yang tak biasa. Yang tidak pernah dipikirkan oleh orang lain. Supaya tulisan kita tidak membosankan,” paparnya di sela-sela materi.

Kegiatan yang diikuti oleh 25 peserta PJTN yang berasal dari pers mahasiswa se-Indonesia, dan 76 peserta workshop tersebut, merupakan rangkaian kegiatan dari Teknokra Jejama 2016. Selaku Rektor Unila, Prof. Hasriadi Mat Akin menyambut baik adanya pers mahasiswa sebagai kontrol sosial para birokrat kampus. Ia menekankan, untuk persma yang sedang belajar dunia jurnalistik, harus lebih pintar dalam mengolah pemberitaan.

“Jangan sampai menghasilkan berita yang tidak seimbang. Fungsi dari pers bukan hanya sekedar mencari sensasi dan hanya membuat opini agar menarik dan laku di pasaran,” pungkasnya. “Jadi, menjadi wartawan jangan sampai terjebak oleh bad news is a good news,” tambahnya.

Laporan                :Silviana

Editor                    :Rika Andriani

 

Exit mobile version