Kampus  

Meningkatkan Literasi Bahasa Inggris Bersama Local Project AIESEC in Unila

Foto : RILIS/AIESEC In Unila
49 dibaca

Teknokra.co : AIESEC in Unila menggelar Local Project, program sosial yang berlangsung selama satu bulan dengan konsep hybrid. Program ini bertujuan memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk berkontribusi melalui kegiatan volunteer dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Salah satunya yaitu kegiatan Edufun Island. Kegiatan Edufun Island ini dilaksanakan di Sekolah Rakyat Busa Pustaka, Kemiling pada, Minggu (19/01).

Pada edisi kali ini, Local Project mengusung dua tema utama: pendidikan (Widyawiyata) dan lingkungan (Mahidana). Widyawiyata 15.0, sebagai sub-produk dari Local Project, berfokus pada isu pendidikan dengan landasan SDG 4 (Quality of Education)
Widyawiyata 15.0 dirancang secara hybrid selama satu bulan dengan berbagai agenda
edukatif dan praktik lapangan.

Sesi ini berfokus pada peningkatan kemampuan literasi dalam Bahasa Inggris anak-anak melalui pengembangan kosakata dan praktik percakapan. Sesi ini akan mengajarkan kata-kata dan frasa penting untuk perkenalan diri, membantu anak-anak mengekspresikan diri dengan percaya diri dalam Bahasa Inggris. Pada sesi ini juga akan mengeksplorasi kosakata tentang pemandangan alam, meningkatkan kemampuan membaca dan pemahaman mereka tentang kosakata yang berkaitan dengan alam.

Tujuan dari sesi ini adalah menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan menarik, membuat Bahasa Inggris menjadi sesuatu yang dinikmati dan relevan dengan kehidupan mereka.

Dengan mendorong partisipasi aktif dalam kegiatan membaca dan berbicara, diharapkan dapat membangun fondasi Bahasa Inggris yang kuat, meningkatkan kepercayaan diri anak-anak, dan membuka peluang di masa depan. Dimulai dengan kedatangan peserta dan pembukaan sambutan, sesi ini akan memasukkan sesi check-in yang menarik dengan tarian “roll dance” serta games ice breaking yang dipimpin oleh MC dari team AIESEC
sendiri.

Peserta lokal (Local Participants) kemudian akan mengajar mengenai kosakata selama 30 menit yang dimana pada sesi ini berfokus pada perkenalan diri dan kata kata geografis, diikuti oleh pop up dari anak anak untuk menguatkan pembelajaran. Setelah dari mengajar, terdapat kegiatan pembuatan layang-layang selama 30 menit yang dimana peserta bersama anak anak melukis layang layang mengenai kosakata baru yang telah mereka pelajari sebelumnya dengan menerapkan kosakata baru mereka saat melukis lanskap pada layang-layang.

Ketua Pelaksana, Daffa Banoe Nugraha mengatakan Edufun Island merupakan sesi yang cukup melelahkan dan juga sangat menyenangkan.

“Start from preparation, persiapannya nggak selalu mulus, ada aja kendala di sana-sini, terutama soal logistik. But we made it, berkat kerja keras dan kekompakan seluruh tim, semua tantangan itu bisa kita lewati. Kami saling bantu, berdiskusi bareng, dan juga cari solusi bersama-sama. Melihat anak-anak antusias banget ikutan acaranya, it makes me happy,” jelasnya.

Pada project volunteer dari AIESEC, yaitu Widyawiyata Project juga memberikan snack gift dari kerjasama dengan alfani snack dengan memberikan snack tersebut kepada para anak anak atas pembelajaran yang menyenangkan. Agenda terakhir merupakan penutupan, yang diakhiri dengan sesi terakhir yang meliputi dokumentasi, ajakan bertindak, survei kehadiran, dan sambutan penutup oleh MC.
Terdapat panitia Local Project dan 54 peserta yang datang pada sesi Edufun Island.

Acara Edufun Island bertujuan untuk meningkatkan literasi dalam Bahasa Inggris dikalangan pemuda berusia 17-25 tahun melalui kegiatan yang menarik. Acara ini berfokus pada pengembangan kosakata (perkenalan diri dan landscapes vocabulary), mendorong pembelajaran aktif melalui permainan dan ekspresi kreatif (melukis layang-layang), memupuk interaksi komunitas, dan membangkitkan rasa ingin tahu tentang dunia alam. Tujuannya dari sesi ini untuk menciptakan pengalaman belajar yang positif dan memberdayakan, membekali peserta dengan keterampilan Bahasa Inggris yang berharga dan kecintaan terhadap pembelajaran.

Nadia Nisrina sebagai salah satu peserta Busa fun mengatakan kegiatan yang sangat ramai dan perlu mebimbing anak-anak disana.

“Disana sangat ramai namun kurang nyaman sama beberapa anak kecil yang perlu dibimbing lebih lanjut, so inspiring how mang adi create busa pustaka and how the children happy happy banget setiap ke sana sampe dateng berkali kali,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

5 × two =