Sederhana dan Bijaksana

Wan Abbas Zakaria
371 dibaca

1.-Sederhana-dan-Bijaksana

teknokra.co : Ruang Dekan Fakultas Pertanian nampak sederhana. Sebuah sofa biru dan meja terletak di kanan pintu. Tiga meja besar berisi tumpukan buku dengan berbagai plakat penghargaan.

Pemiliknya, Wan Abbas Zakaria sore itu tampil bersahaja. Ia baru saja didaulat kembali memimpin FP untuk periode keduanya. Ia terpilih lewat pemilihan tertutup senat fakultas pada Rabu 19 Oktober lalu.

Bila melihat prestasinya selama memimpin FP periode 2007-2011, Abbas memang pantas untuk kembali menduduki kursi orang pertama di FP. Lewat sentuhan kepemimpinannya, FP berhasil meraih peringkat tujuh besar sebagai FP terfavorit se-Indonesia.

Abbas punya visi menjadikan FP lima terbaik se-Indonesia pada 2025. Berbagai upaya perbaikan internal dan eksternal FP dilakukan. Perbaikan internal mencakup peningkatan mutu pelayanan kepada mahasiswa, dengan membangun lab kebun, merevitalisasi kurikulum, serta peningkatan sarana dan prasarana perkuliahan.

Untuk urusan eksternal, FP aktif menjalin hubungan ke masyarakat dan berbagai instansi lokal, nasional hingga internasional. FP juga tergabung dalam Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia. FP telah menjalin kerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam proyek pembangunan laboratorium pertanian terpadu. Lab akan dijadikan center of excellent bagi potensi pertanian daerah ini.

“Setelah jadi dibangun, lab akan dijadikan taman belajar untuk anak TK, SMP. Untuk menumbuhkan rasa cinta anak-anak terhadap pertanian sekaligus mengenalkan Fakultas Pertanian,” jelas Abbas.

***

Ayah Abbas, KH Wan Zakaria Djauzal hanyalah pekerja jasa angkutan. Ibunya seorang guru agama sekolah dasar. Tak ada perasaan minder di hati Abbas, meski ia dilahirkan dalam keluarga sederhana. Sejak kecil, Abbas punya hasrat kuat menempuh pendidikan setingi-tingginya sehingga ia bisa menjadi panutan bagi ketujuh adiknya. Saat SD, Abbas pernah menjalani pendidikan di dua tempat sekaligus. Saat pagi ia sekolah di Sekolah Dasar Negeri 5 Rawa laut dan siang harinya di Madrasyah Iftida’iah—sekolah agama.

Abbas penggila kegiatan organisasi sejak SD. Hobinya itu berlanjut saat ia mengenyam bangku kuliah. Ia pernah menjabat ketua senat mahasiswa pada 1984. Namun berbagai aktifitas organisasinya itu tak lantas membuat kuliahnya berantakan. Abbas pandai mengatur waktu, siang hari untuk kuliah dan praktikum sedangkan malam harinya ia gunakan untuk berorganisasi. Walhasil jerih payahnya itu mengatarnya meraih gelar mahasiswa teladan I Unila pada 1984. Ia juga lulus dengan predikat wisudawan terbaik I tingkat universitas pada 1986.

Kini selain sebagai Dekan FP, Abbas didaulat sebagai pembina UKM Pramuka Unila. Diluar kampus, ia menjabat Ketua II Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Lampung, Ketua Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Lampung, pengurus MUI cabang Lampung dan Majelis Pengurus Pusat ICMI.

Ilmu Amaliah, Amal Ilmiah menjadi moto hidup pria kelahiran Tanjung Karang, 26 Agustus 1961 ini. “Ilmu yang didapat harus diamalkan dan mesti sarat akan pengetahuan.”

Wan Abbas menyelesaikan pendidikan dasarnya di SD Negeri 5 Rawa Laut pada 1974, SMP 2 dan SMA 2 Tanjungkarang, S1 Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Unila. Ia melanjutkan S2 di IPB dengan beasiswa dari Dikti dan meraih gelar doktor ditempat yang sama dengan beasiswa dari BANK Dunia. Kini ia menjabat Dekan FP Unila.

Abbas dikarunia empat orang buah hati, hasil percintaannya dengan istrinya Hj Berthalena Gadung. Meski sibuk dan kerap pulang malam dari kegiatan kampus, Abbas berusaha keras untuk bisa membagi waktu dengan keluarga. “Mengatur waktu merupakan hal yang sulit, perlu adanya pengertian penuh dari keluarga,” kata Abbas. Ketika ada waktu luang, Abbas menghabiskan waktunya untuk berkumpul bersama keluarga, seperti makan bersama.

Irwan Sukri Banuwa, rekan kerja sekaligus teman akrabnya semasa kuliah menuturkan, merupakan sosok pekerja keras. Selain disiplin, Abbas juga penyabar. “Selama waktu berteman kami tidak pernah bersitegang. Bukti kesabaran Abbas,” puji Pembantu Dekan II FP Unila ini.

Siti Aini selaku Asisten Non Akademik, melihat orang nomor satu di FP ini sebagai sosok yang bijaksana dan sederhana. “Kalau ada pekerjaan yang belum selesai, beliau bisa hingga malam. Jam 11 malam bahkan lebih,” ujar Siti.

Laporan : Arian Korizal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

four × two =