PR Untuk Pemimpin Muda

Foto: Tribun Lampung/ Perdiansyah
263 dibaca

Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Tegakkan hukum setegak tegaknya

Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa

Wahai gubernur kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini

teknokra.co: Lagu berjudul Manusia Setengah Dewa milik Iwan Fals yang diaransemen liriknya dilantunkan oleh grub musik Oi. Lirik lagu ini seolah mewakili harapan warga Lampung terhadap pemimpin barunya. Lagu ini sengaja dipilih demi mengiringi kadatangan Gubernur Lampung Ridho Ficardo di Aula Lampung Post pada (17/9). Ridho tanpa segan menyambar microphone dan ikut bersenandung bersama vokalis.

Di acara itu, ia datang bersama wakilnya, Bachtiar Basri demi menghadiri sebuah acara bedah buku. Acara ini mendapat perhatian khusus dari gubernur muda itu karena buku berjudul Dari Oedin ke Ridho berisi pemikiran berbagai kalangan mengenai kondisi Lampung. Buku ini menjadi semacam PR sekaligus masukan bagi Ridho yang akan memimpin Lampung lima tahun ke depan.

Diskusi dimulai dengan pemaparan empat pembicara di bidang pendidikan, pemerintahan, birokrasi, dan budaya. Ada semacam ketakutan bahwa Ridho tak dapat membawa Lampung menjadi lebih maju. Namun, ada juga yang mengutarakan harapan bahwa gaya kepemimpinan mudanya dapat melayani rakyat sama seperti janji politiknya ketika kampanye.

Prof. Sudjarwo yang menjabat Direktur Pascasarjana Unila lebih dulu menyinggung tentang pendidikan. Ia mengkritisi Ridho yang lebih condong ke arah pembangunan infrastruktur. Ia meminta agar peme­rintah tetap mengedepankan bidang pendidikan. Ia menganggap kemajuan pendidikan adalah awal dari kemajuan setiap aspek.

Bedah buku yang juga menghadirkan para penulisnya tersebut menjadi ajang tanya jawab.  Banyak yang menjadi sorotan, terutama program 100 hari pemerintahan Ridho dan Bachtiar. Banyak PR tentunya yang harus segera diselesaikan oleh pemerintahan yang baru, seperti yang disinggung oleh Hertanto dosen Ilmu Pemerintahan Fisip Unila yang menjadi salah satu penulis dalam buku tersebut.

Rolling jabatan setiap bulan sering dilakukan pemerintah sebelumnya diharapkan tak lagi dilakukan. Hal itu dianggap menghambat perkembangan serta kerja pemerintahan. Hertanto juga berharap Ridho dapat menjaga interaksi dengan pihak luar sehingga Lampung bisa lebih berkembang. Ia menambahkan, tranformasi nilai-nilai budaya Lampung juga perlu disegarkan. “Kebudayaan itu penting dan Lampung punya begitu banyak tapi tidak dipakai,” kata Hertanto.

Menanggapi hal itu, Ridho mengatakan bahwa peran pengendalian birokrasi akan ia serahkan kepada wakilnya. Ia berpendapat, Bachtiar memiliki pengalaman birokrasi yang baik saat memimpin Kabupaten Tulang Bawang Barat. Ia menjelaskan, kebijakannya membatalan proyek pembangunan kantor Gunernur karena masyarakat lebih membutuhkan perbaikan infrastruktur jalan. “Kebijakan pembangunan ke depan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ujarnya. Ridho mengakui, try and error akan selalu menjadi ancaman ketika mengambil kebijakan. Untuk itu, ia tak mau gegabah dalam mengambil sikap.

Dalam kesempatan itu Bachtiar juga ikut bicara. Ia mengatakan bahwa selama tiga bulan menjabat, Ridho menjadi pendengar yang baik. Gaya-gaya trobosan juga akan segera dilakukan. “Istilah anak muda GPL,” ujar Bachtiar sambil berkelekar.

Mengahiri diskusi dalam bedah buku tersebut, Ridho mengatakan dirinya akan sangat terbuka dengan semua masukan yang membangun. Menurutnya, diskusi semacam ini dapat menjadi media yang tepat untuk saling bertukar pikiran dan memberi masukan untuk kepemimpinannya. “Boleh lain kali diadakan diskusi seperti ini lagi,” ujarnya mengakhiri.

Oleh: Hayatun Nisa F

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 × one =