Kulit Pisang Bukan Cuma Limbah

Foto: Repro Internet
256 dibaca
Foto: Repro Internet
Foto: Defika Putri Nastiti

teknokra.co : Pisang adalah tanaman buah yang banyak tumbuh di Indonesia. Lampung merupakan salah satu wilayah penghasil pisang terbesar di Indonesia, jumlah pisang pertahun mencapai lebih dari 817.606 ton.

Selain rasanya yang enak pisang juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Hampir semua bagian pisang dapat dimanafaatkan, seperti jantung pisang yang biasa dikonsumsi sebagai olahan sayur, daun pisang yang banyak dimanfaatkan untuk membungkus makanan, bahkan di Papua batang pisang bisa diolah menjadi makanan.

Namun tak banyak orang yang tahu bahwa kulit pisang tak kalah bermanfaat dari buahnya, kulit pisang masih dianggap limbah yang tak berguna, sehingga hanya dibuang. Deborah bersama empat rekannya melihat peluang dari hal tersebut. Mahasiswa angkatan 2012 Fakultas Kedokteran (FK) Unila ini membuat obat herbal dari kulit pisang yang dapat mencegah dan menyembuhkan Ulkus Gaster.

Ulkus Gaster atau sering disebut Tukak Lambung merupakan luka terbuka pada dinding lambung, yang disebabkan karena infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang menyerang dinding lambung. Infeksi pada dinding lambung ini juga dapat menyebabkan kanker pada lambung jika tak segera ditangani. Selain infeksi bakteri, penyakit Ulkus Gaster dapat terjadi karena penggunaan obat NSAID (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs), faktor keturunan, dan terjadi akibat penyakit lainnya seperti influenza, herpes simpleks, dan HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Di Amerika Serikat lebih dari 15000 orang pertahun yang meninggal dunia akibat penyakit Ulkus Gaster. Indonesia sendiri menyumbang 5% penduduknya yang terkena penyakit Ulkus Gaster. Selain beberapa faktor di atas, penelitian membuktikan bahwa merokok, penggunaan aspirin secara rutin, dan penggunaan steroid yang lama dapat menyebabkan Ulkus Gaster.

Gejala dari penyakit ini bergantung pada penderita, pada penderita lanjut usia gejala tidak begitu terasa. Selain itu juga, gejala penyakit ini berupa kembung, mual, dan muntah-muntah. Nyeri paling umum sering berupa nyeri epigastrium dan berkurang dengan adanya makanan atau pemberian antasida (obat yang mengurangi asam lambung).

Ulkus Gaster dapat direda dengan mengonsumsi antasida, namun akan beresiko pada hati dan ginjal yang berfungsi mendetoksifikasi makanan yang kita konsumsi. Jika mengkonsumsi obat-obatan kimia dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan kerusakan pada hati dan ginjal.

Debo dan empat rekannya menggunakan kulit pisang kepok, karena jumlah pisang ini jauh lebih banyak dibanding jenis pisang lainnya. Hal ini yang melatarbelakangi Debo mengambil penelitian tentang kandungan antioksidan dalam kulit pisang kepok. Antioksidan meliputi betakaroten (Vitamin A) banyak ditemukan pada kulit pisang. Kulit pisang juga mengandung Vitamin B kompleks, C, dan E, Asam Folat, Yodium, Zat Besi, Magnesium, Kalium, Seng, dan Tryptophan.

Hal pertama yang dilakukan untuk uji coba yaitu memberikan aspirin pada mencit untuk merangsang rasa sakit pada lambung mencit. Setelah gejala mulai terlihat, selanjutnya memberikan ekstrak kulit pisang secara oral, yaitu dengan cara mencampur ekstrak kulit pisang dengan makanan yang akan diberikan pada mecit. Pemberian ekstrak kulit pisang ini bertujuan untuk mengetahui dosis yang tepat agar dapat dikonsumsi oleh manusia.

Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian yang pertama kali dilakukan yaitu menggunakan ekstrak limbah kulit pisang. Penelitian ini telah lulus seleksi Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) pada Januari lalu. Proses penelitiannya sendiri dilakukan dengan menggunakan mencit (hewan pengerat sejenis tikus) sebagai objek uji coba.

“Proposal pada awalnya tidak menggunakan ekstrak kulit pisang, namun menggunakan zat yang terkandung dalam kulit pisang. Setelah bimbingan dengan dr. Dian Isty Anggaraini, MPH, maka dipikir jika menggunakan zat yang terkandung dalam kulit pisang memerlukan biaya yang sangat mahal. Sehingga dipilihlah kulit pisang, agar biaya yang digunakan lebih murah,” ujar Debo, Jumat (20/3).

Laporan: Lia Vivi Farida

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

10 + 20 =