Kitab Lupa Melawan Gelak Tawa

“Bahwa perjuangan manusia melawan kekuasaan adalah perjuangan ingatan melawan lupa” begitu tulis Milan Kundera dalam novel Kitab Lupa dan Gelak Tawa. Novel ini sesungguhnya merupakan kumpulan cerita pendek dengan tema sentral mengenai kekuasaan politik. Namun Kundera tak sedang berbicara soal kekuasaan pada umumnya. Ia bicara soal kekuasaan yang disalahgunakan. Kekuasaan yang cenderung korup dan menindas. Tak heran, jika kemudian kutipan kalimat di awal menjadi kalimat yang paling banyak dikutip orang.
844 dibaca
“Bahwa perjuangan manusia melawan kekuasaan adalah perjuangan ingatan melawan lupa” begitu tulis Milan Kundera dalam novel Kitab Lupa dan Gelak Tawa. Novel ini sesungguhnya merupakan kumpulan cerita pendek dengan tema sentral mengenai kekuasaan politik. Namun Kundera tak sedang berbicara soal kekuasaan pada umumnya. Ia bicara soal kekuasaan yang disalahgunakan. Kekuasaan yang cenderung korup dan menindas. Tak heran, jika kemudian kutipan kalimat di awal menjadi kalimat yang paling banyak dikutip orang.
“Bahwa perjuangan manusia melawan kekuasaan adalah perjuangan ingatan melawan lupa” begitu tulis Milan Kundera dalam novel Kitab Lupa dan Gelak Tawa. Novel ini sesungguhnya merupakan kumpulan cerita pendek dengan tema sentral mengenai kekuasaan politik. Namun Kundera tak sedang berbicara soal kekuasaan pada umumnya. Ia bicara soal kekuasaan yang disalahgunakan. Kekuasaan yang cenderung korup dan menindas. Tak heran, jika kemudian kutipan kalimat di awal menjadi kalimat yang paling banyak dikutip orang.

Ada dua tema yang ingin Kundera sampaikan, yang pertama adalah perjuangan terberat manusia adalah perjuangan melawan lupa. Yang kedua adalah tentang gelak tawa malaikat dan gelak tawa iblis. Iblis tertawa karena dunia Tuhan tampak tak berarti baginya, malaikat tertawa karena segala sesuatunya dalam dunia Tuhan memiliki arti. Hingga kehidupan manusia itu dibatasi oleh dua jurang: fanatisisme dan skeptisisme absolut di sisi lain. Dan “lupa” merupakan sebentuk kematian yang hadir dalam kehidupan, yang juga merupakan masalah besar dalam politik. Bangsa yang kehilangan kesadaran akan masa lalunya perlahan-lahan akan kehilangan dirinya .

Kundera sebetulnya tidak hendak bercerita, melainkan ingin mengupas suatu persoalan dengan menampilkan cerita sebagai contoh. Ia memaksa pembaca untuk bertanya-tanya, tentang kehidupan manusia yang dibatasi oleh dua sudut yang saling berlawanan namun sekaligus membentuk harmoni yang tak bisa ditawar-tawar lagi, seperti; lupa dan gelak tawa, masa lalu dan masa depan, cinta dan benci, fanatisme dan skeptisisme, ideologi politik dan kebebasan individu, hingga sex, dan moralitas.

Ia menggambarkan perjuangan manusia melawan kekuasaan adalah perjuangan ingatan melawan lupa, seperti Tamina yang terus berusaha mempertahankan memorinya tentang cinta yang ia jalin bersama suaminya. Perempuan itu menolak untuk melupakan suaminya, cintanya, kebebasannya dengan sebuah gelak tawa.

Sastrawan kelahiran Cekoslowakia ini sendiri, sering masuk ke dalam novelnya dalam rupa kata ganti orang pertama (Aku) untuk mengomentari sikap dan tingkah laku para tokoh. Pada strukturnya, Kundera menggunakan plot yang cenderung bebas, tidak terarah atau suka-suka. Ia melompat dari cerita yang satu ke cerita yang lain, karakter yang satu ke karakter yang lain, bahkan pada beberapa bab, ia sengaja mencampur-adukkan latar belakang yang satu dengan yang lain. Dalam novel ini Kundera terkadang menyajikannya dalam bentuk setengah esai yang dibumbui banyak kisah kehidupan seputar kemelut perpolitikan di Cekoslowakia. Juga pembaca mungkin akan sedikit kecewa karena tak ada humor yang ditampilkan seperti pada judulnya.

Judul                                    : Kitab Lupa dan Gelak Tawa

Penulis                                 : Milan Kundera

Penerbit                              : Narasi dan Pustaka Promethea

Tanggal Terbit                      : 2015

Jumlah Halaman                    : 400 Halaman

Harga                                    : Rp. 85.000

Laporan: Hayatun Nisa Fahmiyati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

fifteen + eight =