teknokra.co: Setiap orang tidak ada yang tidak mengenal hand phone atau mobile phone atau perangkat komunikasi bergerak lainnya.
Dengan perangkat ini, kita dapat terus menggunakan layanan telekomunikasi, seperti menelpon, mengakses internet, chatting dan lain-lain walaupun kita dalam keadaan bergerak diatas motor, mobil, kereta api dan kapal. Tapi mungkin banyak yang tidak mengetahui bahwa semua layanan telekomunikasi tadi tetap dapat digunakan karena adanya proses perpindahan sinyal yang sangat cepat, dari satu transceiver ke transceiver lainnya. Proses ini, dalam
telekomunikasi dikenal sebagai handover.
Pada dasarnya terminologi handover (ETSI-Eropa) atau biasa juga disebut handoff (US), adalah proses transfer suara (call) yang sedang dipertukarkan atau transfer session data yang sedang diakses dari satu kanal komunikasi ke kanal lainnya. Dalam konteks komunikasi selular, kanal komunikasi identik dengan sinyal dari satu base transceiver station (BTS) dalam sebuah sel ke BTS di sel yang lain (pada jaringan tertentu BTS disebut juga base station – BS).
Dalam komunikasi selular, setiap sel terdiri dari satu atau lebih perangkat transceiver. Jika ada lebih dari satu transceiver pada sebuah sel, maka setiap transceiver akan menggunakan spektrum frekuensi yang sama, misalnya pada spektrum 1800 MHz. Proses handover dari satu transceiver ke transceiver lainnya dalam satu sel dan dengan spektrum frekuensi yang sama dikenal sebagai intra-cell handover. Pada jaringan yang berbasis pada teknologi CDMA, satu spektrum frekuensi dapat digunakan di lebih dari satu sel. Walaupun telah berbeda sel, proses handover disini tidak disebut inter-cell handover, akan tetapi lebih di kenal dengan istilah soft-handover. Soft handover digunakan untuk mengurangi inter-cell intereference yang menjadi masalah utama pada jaringan selular CDMA.
Inter-cell handover sendiri terjadi bila transfer dilakukan antar transceiver pada sel yang berbeda dan menggunakan spektrum frekuensi yang berbeda pula. Karena terjadi perbedaan spektrum, maka proses handover antar sel dikenal juga dengan istilah hard-handover.
Pada soft-handover kanal komunikasi antara terminal dengan transceiver sumber masih tetap terhubung walaupun pada saat yang bersamaan terminal sudah mendapat sambungan kanal komunikasi dari transceiver target. Dengan perkataan lain, hubungan ke transceiver target sudah dilakukan (make) sebelum hubungan dengan transceiver sumber diputus (break). Mekanisme ini disebut dengan make-before-break. Sebaliknya pada hard-handover, hubungan ke transceiver sumber diputus sebelum hubungan dengan transceiver target tersambung, atau break-before-make. Apa yang menyebabkan handover dan bagaimana proses handover itu berlangsung?
Pada saat terminal pengguna bergerak, maka sistem jaringan akan mengukur setiap perubahan parameter pada terminal tersebut. Parameter utama yang diukur untuk menentukan proses handover adalah indikasi kekuatan sinyal yang diterima atau Received Signal Strength Indication (RSSI). Parameter lainnya adalah rasio keefektifan sinyal atau Carrier-to-Interference plus Noise Ratio (CINR), bit error rate (BER), block error/erasure rate (BLER), dan kualitas suara yang diterima (received quality of speech, RxQual). Hampir semua teknologi wireless (GSM, LTE, WiFi, WiMAX) menggunakan parameter-parameter ini sebagai trigger proses handover. Pada jaringan yang berbasis CDMA seperti UMTS, parameter lainnya adalah Received Signal Code Power (RSCP). Jika satu atau lebih parameter tersebut mencapai ambang batas yang ditentukan, maka handover akan terjadi. Permintaan untuk melakukan handover dapat dilakukan oleh terminal pengguna atau sistem jaringan melalui BTS/BS.
Proses handover dapat diilustrasikan pada gambar berikut:
Garis biru adalah level RSSI dari transceiver sumber, sedangkan garis merah adalah level RSSI dari transceiver target. Saat terminal bergerak menjauhi sumber dan mendekati target, maka level RSSI sumber akan menurun, sebaliknya level RSSI target akan meningkat.
Pada level RSSI tertentu ditentukan probabilitas threshold (fixed probability threshold – FPT) dimana inisiasi handover dilakukan. Saat FPT tercapai, handover belum dapat dilakukan. Jika level RSSI sumber mencapai fixed hysteris threshold (FHT), maka kanal komunikasi dari transceiver target akan terhubung ke terminal walaupun level RSSI target masih di bawah level RSSI sumber. Ambang batas terjadinya proses handover ditentukan saat level RSSI mencapai handover hysteris threshold (HHT). Pada Soft-handover Hard-handover prakteknya handover dapat terjadi kapan saja diantara region FHT dan HHT. Mekanisme ini yang digunakan untuk soft-handover.
Pada hard-handover, tidak terjadi proses pembangunan kanal komunikasi antara terminal dan transceiver target walaupun level RSSI sumber telah mencapai level HPT. Akan tetapi handover telah dilakukan, walaupun level RSSI target masih dibawah level RSSI sumber.
Oleh : Ardian Ulvan
Dosen tetap di Teknik Elektro Universitas Lampung dan Advance researcher di Wireless Network Research Group Czech Technical University in Prague.