Ragam  

Pake Wedges, Biar Lebih Tinggi

Foto: Sinta
280 dibaca
Foto: Sinta
Foto: Sinta

teknokra.co : Tak, tik, tok bunyi langkah sepatu Ayu Rosyada. Wedges berhak  tebal itu tak menghambatnya berjalan ditanah maupun batuan, karena sepatu yang ia gunakan berbahan kayu yang ringan, dengan model cute berwarna pink dengan renda dipinggirannya.
Menurutnya wedges  yang merupakan  alas kaki yang tinggi dan tebal ini membuatnyapercaya diri karena terlihat semakin tinggi. Namun tak setiap saat ia menggunakannya, biasanya disesuaikan dengan kostum yang ia gunakan. Misalnya kalau kuliah menggunakan gaun, sama seperti halnya hari ini ia menggunakan wedges untuk kuliah yang dipadupadankan dengan dress berbahan jeans.

Terkadang wedges membuatnya merasa cepat letih jika berjalan terlalu banyak. Selain itu sering membuatnya sulit jika mengendarai motor terutama dijalan yang jelek. Namun  tak membuatnya menghentikan kesukaanya
Serupa dengan  Ayu, Marita Hervina mahasiswa FISIP 07 ini menjadi penggemar wedges sejak duduk di semester empat.  Kini ia memiliki enam wedges, tiga digunakan ketika kuliah dan tiga laginya untuk pergi ke pesta.

“Wedges itu nyaman, lebih nyaman daripada high heel karna high heel kan bentuk haknya lancip sedangkan wedges sendiri bentuknya datar, meskipun sama-sama tinggi namun, hak yang datar membuat wedges lebih nyaman daripada high heel,” jelas Marlita saat ditemui didepan gedung C FISIP.

Sangking tergilanya pada wedges, mahasiswa yang hampir wisuda ini mengaku pernah membeli wedges seharga setengah juta rupiah. Wedges yang ia beli berbeda dengan wedges biasanya. “Lebih banyak blink-blinknya dan power full kalo dipakainya,”ujarnya.  Terkadang wedges membuatnya capek karna berat dan seringkali  terslandung diawal pemakaiannya. “Tapi sekarang sudah terbiasa jadi nyaman,” akunya.

Erna Sri Rahayu juga mengaku jatuh cinta pada alas kaki yang haknya sejajar itu. Tak tanggung-tanggung kini ia mengoleksi lima belas wedges yang tersimpan rapi di etalase rumahnya. Ketika Teknokra mengunjungi rumahnya di Way Halim, mahasiswi Fakultas Hukum 2010 ini  tak canggung untuk memamerkan berbagai macam wedges yang dimilikinya, dari model yang berbahan hak kayu hingga karet eslastis.

“Saya sih wajar saja memakai wedges karna saya memang pendek, dan ingin terlihat tinggi,”tutur gadis dengan tinggi 155 cm ini sambil membongkar  wedges dari etalase kamarnya.

Ia memakai wedges sejak masih memakai seragam putih abu-abu, tepatnya kelas satu. Karena saat itu ia mulai berusaha menjaga penampilannya, dan dengan menggunakan wedges ia pikir ia akan terlihat tinggi. Wajar saja, karena perempuan satu ini, memiliki tinggi badan 155cm.

“Untuk pemakaian wedges sendiri sih moody-an, karena nggak tiap hari saya pakai wedges, dan juga lihat sikon juga sih,” akunya. Yang membuatnya tertarik dengan wedges adalah bentuk dan motifnya yang beragam. Ia membeli wedges bukan sekedar nyaman namun juga mengikuti trend masa kini.

“Selain nyaman saya juga membeli wedges yang lagi trend karna artinya wedges tersebut sedang booming dan pastinya enak untuk dipakai juga makanya wedges tersebut trend,” jelas Erna usai pemotretan.

Sama seperti Marita, awal mula menggunakan wedges membuat kakinya merasa pegal bahkan lecet jika terlalu lama menggunakannnya. Akan tetapi Erna menyiasati agar kakinya tidak pegel maka ia menggunakan wedges dengan bahan karet elastis yang diluncurkan oleh merk terkenal.

“Saya sih lebih suka menggunakan wedges yang berbahan karet elastis karna selainnya nyaman wedges model tersebut tidak membuat kaki pegel karna haknya enteng dan tidak berat,” ujar Erna. Kini empat tahun sudah ia menggunakan wedges dan ia merasa nyaman dan tak lagi merasa kesakitan.

Ditinjau dari bidang psikologi,  menurut Shinta Mayasari dosen Bimbingan Konseling ini pengguna wedges terdiri dari dua tahap yaitu remaja akhir dan dewasa awal. Remaja secara sosial memiliki konflik, yaitu untuk mencapai identitas dirinya dan tidak tercapainya identitas. Dan menurut Erickson dalam teori psikososialnya menjelaskan tidak tercapainya suatu identitas diri karna ia masih confuse dengan identitasnya,”jelas Shinta, yang merupakan lulusan Universitas Indonesia ini.

Jadi wedges ini digunakan remaja  untuk mencapai identitasnya, jadi dia akan merasa lebih percaya diri apabila memakai wedges dan itu artinya apabila percaya dirinya makin tinggi maka ia makin bisa mencapai identitasnya.

“Tapi hati-hati, penampilan bisa juga menutupi kekurangan dalam dirinya atau sebagai topeng, misalnya karna ia merasa tubuhnya kurang tinggi makanya ia memakai wedges. Namun ada pula yang memang itu style dia, misalnya ia sudah tinggi tapi tetap memakai wedges, yah itu karna style dia. Tapi, intinya penampilan itu bisa membantu seseorang untuk mencapai identitasnya,” tambah Shinta.

Dosen bimbingan konseling ini pun kembali menjelaskan bahwasanya salah satu tugas perkembangan remaja salah satunya adalah bergaul dengan lawan jenis , otomatis penampilan mempengaruhi hal tersebut, dan secara hormonal anak remaja juga mengalami perubahan fisik, karna itu penampilan fisik merupakan inti dari anak remaja.

Pemakaian wedges juga terkait dengan trend, karna pada masa anak remaja itu senang mengikuti apa yang sedang trend dikalangan kelompok teman sebayanya. Dan dengan mengikuti trend ia lebih mudah diterima dikalangan teman sebayanya,” ujar Shinta yang sudah dua tahun mengajar di Unila ini.

Laporan : Sinta Septiana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ten − one =