“Saya berharap tahun ini (2022) Unila sudah masuk PTN-BH. Minimal awal tahun lah, maksimal akhir tahun,” pungkasnya.
Rektor yang akrab di sapa Aom ini menuturkan, pihaknya telah memiliki rencana untuk menggaet investor dan membangun hotel, apartemen, dan mal ketika Unila sudah berstatus sebagai PTN-BH. Ia pun berkeinginan untuk membangun asrama mahasiswa di atas tanah seluas kurang lebih 2 hektare yang diharapkan mampu menampung 8 ribu hingga 10 ribu mahasiswa.
Prof. Karomani pun optimis pendapatan Unila akan melompat drastis dan tidak akan mengalami pengurangan biaya operasional dari pemerintah.
“Saya yakin, kalau Unila masuk PTNBH, saya jamin pendapatan Unila akan melompat, tidak hanya 300-400 miliar, barangkali 700 miliar itu bisa kita lakukan di tahun 2023 dan seterusnya. Dan juga pemerintah masih tetap memberikan kita biaya operasional, malah tambah besar,” tuturnya.
Prof. Karomani melanjutkan, jika Unila sudah menjadi PTN-BH maka keinginan untuk membuka program studi (prodi) baru dapat terwujud tanpa memakan waktu yang lama. Unila bisa bergerak langsung menuju Majelis Wali Amanat dan Senat Akademik Universitas.
“Apabila Unila masuk ke dalam PTN-BH maka akan lebih mudah Unila untuk berinovasi seperti membuka prodi baru, contohnya prodi yang dibutuhkan Unila di era digital yakni robotika, kecerdasan buatan, big data, dan sebagainya. Hal itu bisa diwujudkan dalam hitungan minggu bahkan hitungan hari saja,” jelasnya.
Tak hanya itu, dengan menyandang status PTN-BH, Aom ingin Unila menjadi Universitas terpandang dan menjadi universitas top di Indonesia.
Penulis : Shaffa Riyadhul Jannah. M
Penyunting: Sandra Puspita