Pentas Teatrikal “Aduh” oleh UKMBS Kritik Empati Sosial Masyarakat

777 dibaca

Teknokra.co: Teater Kurusetra yang merupakan bagian dari Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Unila, mementaskan pertunjukan bertajuk “Aduh” di Taman Budaya Lampung, Rabu (25/5). Penampilan karya karangan Putu Wijaya tersebut dikemas dengan baik oleh sang sutradara, Novian Pratama.

Penampilan teatrikal “Aduh” tersebut mengisahkan seorang wanita yang mengalami sakit parah. Namun, sekelompok orang di sekitarnya malah ragu-ragu untuk membantu wanita tersebut, dan akhirnya justru berdebat satu sama lain hingga akhirnya wanita tersebut berakhir tragis tanpa pertolongan.

Menurut Novian, alur cerita yang dihadirkan oleh teater Kurusetra mengkritik sikap masyarakat, yang menurutnya kadang tak berempati terhadap orang yang mengalami kesulitan dan hanya mementingkan ego sendiri.

“Banyak sekali realita menyedihkan yang kita temui, seperti maraknya video-video kecelakaan yang tersebar di sosial media, alih-alih menolong korban, masyarakat malah berlomba-lomba merekam, menyimpan, kemudian mengupload kejadian menyedihkan tersebut,” katanya.

Ia menceritakan, timnya sudah beberapa bulan terakhir menyiapkan pementasan tersebut. Kerap kali, latihan sulit dilakukan karena banyak anggota yang berada di daerah masing-masing.

“Proses persiapan sejak bulan Januari, mulai dari bedah naskah dan latihan yang dilakukan secara matang serta ada beberapa kendala yang dialami, salah satunya yaitu sulitnya aktor dalam melaksanakan latihan dikarenakan sedang berada diluar Bandarlampung,” ujarnya.

Salah satu aktor dalam pementasan tersebut, Tria Handayani (Sosiologi’18) mengungkapkan bahwa tak terlalu banyak pendalaman karakter pada alur cerita yang ditampilkan.

“karakter yang ditampilkan relatif sama dalam artian tidak ada penokohan yang menonjol hanya saja ada pro dan kontra,” ungkapnya.

Sama halnya seperti pemain lainnya, Tria yang kerap dipanggil Yaya tersebut juga telah mempersiapkan latihan selama beberapa bulan terakhir. Ia pun mengaku merasa campur aduk setelah pentas selesai.

“Rasanya campur aduk, sedih, senang, puas dan kurang puas. Persiapan pun sudah dilakukakan mulai dari garap naskah, reading dan latihan,” katanya.

Penampilan Tersebut disaksikan oleh berbagai kalangan penonton yang memenuhi gedung teater. Salah satu penonton yang hadir, Edi Samudra Kertagama memuji penampilan dan pesan sosial yang dihadirkan pada penampilan tersebut.

“Pertunjukan yang menarik, tidak monoton, dan mempunyai nilai yang cukup tinggi. Ada beberapa faktor yaitu pertujukan kekuatan aktor, penggarapan yang sangat rapih mulai dari musik, lighting sampai adegan-per-adegan sangat baik.” Pujinya.

Acara tempat diadakannya pementasan tersebutmerupakan rangkaian festival budaya yang digelar oleh taman budaya Lampung. Selain Unila, terdapat enam universitas lain di Lampung yang turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twenty + sixteen =