Teknokra.co : Bentuk mahasiswa tanggap di segala isu lewat buku “Refleksi Jiwa Demonstran” karya Indra Kusuma dalam diskusi bedah buku yang diselenggarakan oleh Srikandi, Forum Perempuan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM-U) Universitas Lampung (Unila) di Balai Rektorat pada Kamis, (9/11).
Hal itu disampaikan oleh Menteri Aksi dan Propaganda BEM-U Unila sekaligus pemateri, Wahyu Romadhon (Ilmu Hukum’20). Dirinya mengungkapkan pentingnya peran mahasiswa yang harus tanggap mengenai segala isu di masyarakat.
“Seluruh mahasiswa, tak terkecuali, harus tau bagaimana dapat menanggapi atau memberikan tanggapan terhadap sesuatu yang terjadi di negeri ini,” ungkapnya.
Dalam buku ini, disebutkan bahwa perjalanan pejuang demonstran dimulai dari seorang mahasiswa, yang harus menghadapi beban berat, hambatan, sedikit pengikut, dan perjalanan panjang.
Selain itu, buku ini juga membedakan antara reformasi (perubahan bertahap) dan revolusi (perubahan sporadis), serta mengatakan bahwa tujuan suatu bangsa adalah gerak dari individu yang bersatu dengan 7 pilar kebangkitan.
7 pilar tersebut diantaranya, keteguhan spiritual, kebangkitan pikiran, penguasaan pemahaman teori kebangkitan, pemahaman medan, sistematika strategi, soliditas struktural, dan kebangkitan pergerakan.
Wahyu menambahkan, bahwa mahasiswa harus menjadi sosial kontrol dan garda terdepan dalam menyuarakan aspirasi masyarakat.
Ia juga menegaskan, bahwa mahasiswa harus mengetahui dan memahami bagaimana menyikapi atau memberi tanggapan terhadap sesuatu yang terjadi di masyarakat.
“Mahasiswa seharusnya paham dan harus turun menjadi suatu hal yang sekiranya merugikan masyarakat karena memang itu konsekuensinya,” pungkasnya.