Teknokra.co : Mahasiswa Universitas Lampung (Unila) yang sedang menajalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) Periode II mengungkapkan kritik dan kekhawatiran mereka terkait situs web KKN Unila yang sempat diretas pada Senin, (8/7). Peretasan ini memicu berbagai pertanyaan dari mahasiswa mengenai pengelolaan dan pemeliharaan keamanan situs web oleh pihak Unila.
Sejumlah mahasiswa sangat menyayangkan peretasan situs web KKN Unila, dan mempertanyakan sistem pengelolaan keamanan situs web tersebut. Mereka menyoroti masalah keamanan dan aksesibilitas pada situs web yang terbilang cukup lemah. Sejumlah mahasiswa mengaku, bahwa peretasan ini telah menghambat proses kegiatan KKN, seperti mengunggah laporan dan semacamnya.
Sepantauan Teknokra, situs web masih terkendala sampai hari ini.
Saat Reporter Teknokra meminta keterangan kepada pihak BPKKN Unila, mengenai penyebab peretasan, dan pengelolaan seputar situs tersebut, mereka tak memenuhi wawancara Teknokra. Kami juga sempat dialihkan beberapa kali, namun tak kunjung mendapat tanggapan.
Bermula saat kami meminta dihubungkan dengan Ketua BPKKN Unila, Helvi Yanfika pihak BPKKN Unila mengatakan bahwa beliau sedang menjalani cuti. Kemudian kami menghubungi Sekretaris BPKKN Unila, Aristoteles namun beliau malah mengalihkan kami untuk menghubungi Teknisi, Ridho. Kami tak mendapat tanggapan dari Ridho, malah ia mengalihkan kami ke teknisi lainnya, yakni Igit, namun juga nihil sampai berita ini diunggah pada hari ini, Rabu, (10/7).
Diantaranya, Rama Kurniadi (Teknik Mesin’21) mengatakan, bahwa situs web KKN Unila terlihat tidak aman, bahkan kacau. Dirinya sempat terkendala mengunggah laporan KKN, yang membuat proses kegiatannya terhambat.
“Cukup mempersulit kegiatan dalam mengakses website tersebut, terlebih harus ada laporan yang harus diinput ke website Sentra KKN laporan itu setiap hari dan detail yang cukup terperinci, jika website mengalami gangguan atau sampai diretas itu memperlambat proses laporan,” katanya.
Kekecewaan juga dirasakan Zaskia Citra Azzahra (Biologi’21) terhadap insiden peretasan ini. Dirinya sangat menyayangkan hal tersebut terjadi, padahal menurutnya situs web KKN merupakan hal penting, sebagai pendukung mahasiswa menjalani tugas KKN.
Menurutnya, jika berkaca dari pengalaman situs web KKN Unila periode sebelumnya yang sempat error, maka seharusnya kejadian ini tak terulang, jika pihak Unila menjadikan sebuah pembelajaran dengan memelihara situs web secara berkala.
“Pihak Unila harus segera menindaklanjuti hal ini, menelusuri penyebab dan memberikan penanganan yang sesuai agar performa web KKN menjadi lebih baik dan aman. Terlebih kejadian ini sudah terjadi juga di KKN periode sebelumnya, maka seharusnya kejadian ini tidak terulang kembali,” tegasnys.
Muhammad Reza Fahlefi (Teknik Geofisika’21) juga berucap demikian. Seharusnya, keamanan dalam mengelola situs web juga harus diperketat, agar tak mudah untuk diretas. Dengan kejadian ini, keamanan pengelolaan situs web juga dipertanyakan.
“Ini juga bagian tanggung jawab dari petugas admin untuk bisa memberikan perlindungan khusus, agar website tidak mudah diretas,” katanya.
Tak hanya KKN periode II, kejadian ini juga mendapat perhatian dari mahasiswa KKN periode sebelumnya, diantaranya Rioni Rahma Danita (Pend. Bahasa Lampung’21), yang pernah terkendala saat mengakses situs web yang lambat.
“Memang pernah terjadi masalah teknis pada web KKN. Salah satu kendala yang saya alami adalah terkadang web mengalami down atau tidak dapat diakses dengan lancar, terutama ketika banyak pengguna yang mengaksesnya secara bersamaan. Kendala lainnya web KKN tidak bisa dibuka sama sekali malahan web diambil alih oleh web-web untuk bermain judi online,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan, pentingnya evaluasi dan peningkatan sistem keamanan situs web secara berkala, termasuk pembaruan keamanan perangkat lunak dan penerapan protokol keamanan yang lebih ketat. Tak hanya itu, menurutnya kapasitas server juga harus ditingkatkan untuk mengantisipasi lonjakan pengaksesan, terutama saat kegiatan KKN berlangsung.
Ia juga berpesan, agar pihak BPKKN Unila harus segera menyediakan saluran komunikasi yang efektif bagi mahasiswa untuk melaporkan masalah serupa, sehingga mahasiswa mendapat tanggapan cepat dari pihak terkait.
Selain itu, Anggun Diana Putri (Pend. Bahasa Prancis’21) menilai bahwa pihak Unila tak menjadikan kejadian sebelumnya sebagai pembelajaran, sehingga kejadian serupa tak mudah terulang kembali.
“Harusnya dari permasalahan yang awal itu, jadi pembelajaran dong buat mereka (pihak Unila) bisa ningkatin lagi keamanan dan kualitas website jangan sampe kejadiannya terulang lagi,” pungkasnya.