DPM Unila Gelar Konsolidasi: Bahas Isu Pencurian Barang

Foto : Teknokra/ Andre Sumanto
1,129 dibaca

Teknokra.co : Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas Lampung (Unila) menggelar konsolidasi Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) di lapangan balai rektorat Unila pada Selasa, (25/03). Konsolidasi ini membahas perihal kasus pencurian barang yang dialami oleh sejumlah UKM-U, baik di Gerha Kemahasiswaan Lama maupun Gerha Kemahasiswaan Baru.

Dalam diskusi, ketua UKM Koperasi Mahasiswa (KOPMA) Unila yaitu Lathifa Puspita Ningrum (Administrasi Negara ’22) mengungkapkan bahwa tokonya pernah kehilangan uang sebesar dua juta rupiah. Berdasarkan CCTV yang ia pantau, mulanya pada bulan Desember diketahui dua orang pelaku memakai jubah dan topeng sedang mengambil sejumlah uang dan rokok. Namun, tidak diketahui cara pelaku tersebut melarikan diri.

“Sekitar bulan Desember, toko kami pernah kehilangan uang sebesar dua juta rupiah. Pelakunya dua orang, mengenakan jubah dan topeng. Dari cctv mereka terlihat mengambil uang dan juga beberapa rokok, tapi dari cctv entah mereka melarikan diri lewat mana,” ujarnya.

Tak hanya itu, Lathifa juga mengaku tokonya kembali mengalami hal yang serupa pada awal bulan Januari. Ia mengungkapkan bahwa ada seseorang mengenakan topeng masuk ke dalam tokonya dalam keadaan pincang. Menurutnya, pelaku masuk melalui jendela kecil. Berdasarkan CCTV yang ia pantau, diketahui pelaku tidak mengambil uang atau barang milik tokonya. Lathifa mengungkapkan bahwa barang-barang berharga toko telah disimpan dalam brankas.

“Awal bulan Januari kami juga mengalami hal yang sama, tetapi kali ini satu orang dan keadaannya pincang saat masuk. Mungkin pelaku masuk lewat jendela kecil. Namun, pelaku tidak mendapatkan apa-apa karena barang-barang berharga toko sudah disimpan dalam brankas,” tambahnya.

Wakil ketua UKM Pramuka yakni Afifah Khairunnisa (Biologi ’22) juga ikut memberi pernyataan. Ia menyebutkan bahwa sekret UKM Pramuka pernah mengalami kehilangan beberapa barang, antara lain gula, kopi, gelas, printer, rice cooker, sendal, handphone, dan tabung gas.

Afifah mengecam pelaku yang mengambil barang-barang tersebut karena dianggap meresahkan.

“Sekret kami sering banget kehilangan barang, contohnya pada saat musawarah akhir tahun kami kehilangan gula, kopi, dan gelas. Bahkan, kami pernah kehilangan printer, handphone, sendal, tabung gas, dan rice cooker. Kami tidak menyangka barang kecil seperti gula dan kopi bisa dicuri,” keluhnya.

Ia juga mengungkapkan telat melaporkan kejadian tersebut kepada pembina. Namun, hal tersebut tidak bisa ditindaklanjuti lantaran kurangnya barang bukti. Afifah berharap kedepannya Gerha Kemahasiswaan diberikan fasilitas di setiap sudut ruangan.

“Kami sudah lapor pembina, tetapi kami kekurangan bukti. Kami tidak bisa menindaklanjuti karena takut perkara ini jatuhnya fitnah. Saran saya semoga gerha mahasiswa memiliki CCTV di berbagai arah,” harapnya.

Ketua DPM Unila, Muhammad Hari Al Fatah (Ilmu Hukum ’22) ikut memberi pendapat. Ia mengungkapkan bahwa kasus pencurian barang di Gerha Kemahasiswaan sering kali terjadi. Oleh karena itu, ia menyatakan supaya kasus tersebut segera ditindaklanjuti demi mencegah hal yang serupa terulang kembali.

“Kita tahu bahwa kasus pencurian saat ini tidak hanya terjadi sekali, oleh karena itu kita harus segera mencari solusi untuk masalah ini,” ungkapnya.

Fatah mengatakan bahwa kasus ini harus segera dilaporkan terlebih dahulu kepada Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unila. Oleh karena itu, hasil konsolidasi tersebut sepakat untuk mengumpulkan data bukti yang konkret dari seluruh UKM-U yang pernah kehilangan barang sebelum diserahkan kepada Wakil Rektor.

“Jadi, hari ini kita sepakat untuk mengumpulkan data yang konkret terlebih dahulu dari seluruh UKM Unila, kemudian kita serahkan ke Wakil Rektor tiga,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

11 + four =