Kritik Program Mangrove : Bukan Sekadar Tanam, Tapi Rawat

Foto : Teknokra/ Ilham Bintang
107 dibaca

Teknokra.co : Minimnya perawatan pasca-penanaman, lemahnya sistem, hingga kolaborasi yang bersifat seremonial menjadi sorotan kritis para pelestari lingkungan dan mahasiswa. Mereka mendesak adanya perbaikan mendasar serta aksi nyata antara pemerintah dan masyarakat agar pelestarian ekosistem pesisir tidak hanya berhenti pada formalitas dan seremoni. Kegiatan ini berlangsung di Ekowisata Mangrove Cuku Nyinyi pada Sabtu (24/8).

Andi Sopian selaku pelestari mangrove menjelaskan pentingnya pengetahuan dan pemahaman tentang pelestarian mangrove.

“Mengangkat pentingnya ekosistem mangrove yang perlu dilestarikan, karena kita tau mangrove memiliki banyak manfaat. Mangrove itu perlu kita dalami tentang manfaat-manfaatnya,” jelasnya.

Andi juga mengungkap bahwa banyak kolaborasi hanya sebatas formalitas karena sistem pengelolaan tidak berpihak pada keberlanjutan.

“Yang perlu diperbaiki sistemnya. Karena mangrove bukan sekedar menanam, tapi perawatannya seperti apa sehingga tumbuh dengan baik,” ungkapnya

Muhammad Sakhnan Savana (Teknik Sistem Energi ’21) mengatakan bahwa meskipun pemerintah telah berupaya menjaga lingkungan, tetapi masih banyak permasalahan yang tidak tersentuh secara aksi nyata.

“Tentu pemerintah provinsi Lampung telah berupaya, tapi pada dasarnya masih ada permasalahan yang perlu kita kaji,” katanya.

Ia mendorong pemerintah agar tidak hanya membuat program kerja, tetapi membangun kolaborasi nyata dan bersifat dua arah bersama masyarakat setempat.

“Pemerintah seharusnya bisa menaungi dari kebutuhan setiap masyarakat dan masyarakat juga harus mendukung program pemerintah, agar ada kesinambungan dan sustainability,” ungkapnya.

Dalam hal ini pelestarian lingkungan yang berdampak luas hanya bisa terjadi jika semua pihak memahami bahwa isu ini menyangkut keberlangsungan hidup manusia, hewan, dan alam.

“Agar kegiatan ini bisa sustain supaya berkembang kembali dan tidak hanya berdampak kepada manusia tapi juga untuk hewan dan lingkungan,” ujarnya.

Menurut Dilla Puspita Sari selaku Ketua Gen B Lampung mengatakan bahwa isu lingkungan tidak bisa di benahi secara mandiri atau hanya dengan komunitas, tetapi perlu dari berbagai pihak untuk ikut serta dalam menangani hal ini.

“Kalo untuk isu lingkungan itu sebenarnya tidak bisa kia inisiasi secara sendiri, itulah pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak seperti dari komunitas, sektor pendidikan lalu dari pihak industri semuanya harus ikut saling merangkul dan membantu,” jelasnya.

Andi berharap pemerintah tidak hanya mengutamakan pada proyek pendek, tetapi menjadikan mangrove sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk kesejahteraan masyarakat pesisir.

“Harapannya wilayah pesisir semakin asri, semakin hijau dan ekosistem mangrove semakin baik, sehingga ke depannya tangkapan-tangkapan nelayan lebih baik,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

four × 3 =