Teknokra.co : Satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran telah dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Banyak kebijakan, undang-undang (UU), dan rancangan undang-undang (RUU) yang disusun dan ditetapkan. Hal ini memicu reaksi dari banyak kalangan salah satunya adalah Aliansi Mahasiswa Melawan (ALM) yang mengadakan konsolidasi dengan tema “Refleksi Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran” di Embung Universitas Lampung (Unila) pada Selasa, (21/10).
Salah satu peserta konsolidasi yakni Wahyu Eka Saputra (Pendidikan Matematika ’22) mengatakan bahwa konsolidasi pada hari ini bertujuan untuk memantik semangat pemuda.
“Jadi, kita ingin memantik semangat-semangat pemuda untuk terus meneriakkan keresahan-keresahan masyarakat,” ujarnya.
Dalam konsolidasi ini, akhirnya diputuskan satu grand issue yang akan di angkat yakni Krisis Kedaulatan dan Demokrasi di Bawah Satu Tahun Rezim Oligarki Militeristik Prabowo-Gibran dengan 9 tuntutan yakni :
1. Hentikan represifitas, kriminalisasi terhadap gerakan rakyat dan bebaskan seluruh tahanan politik tanpa syarat
2. Ciptakan lapangan kerja formal dan layak bagi seluruh rakyat Indonesia
3. Evaluasi seluruh proyek strategis nasional yang tidak berpihak pada rakyat
4. Cabut UU TNI, Tolak RUU Polri
5. Sahkan RUU Perampasan Aset, Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, dan RUU Masyarakat Adat
6. Hentikan pendekatan militeristik dan tarik semua aparat TNI-Polri dalam ruang sipil tanah Papua
7. Mendesak pemerintah untuk segera menyediakan pendidikan yang gratis, ilmiah, demokratis, yang bervisi kerakyatan
8. Hentikan kriminalisasi 8 petani di Kecamatan Anak Tuha Kabupaten Lampung Tengah
9. Tuntaskan konflik agraria khususnya di Provinsi Lampung
Ia pun mengatakan harapannya agar mahasiswa menjadi agen of change dan semua tuntutan dapat direalisasikan oleh pemerintah.
“Tentunya harapan kita semua sebagai pemuda yang seharusnya menjadi agent of change, semua tuntutan itu segera direalisasikan oleh pemerintah,” harapnya
Di sisi lain, Sherina Rachmadani (Ilmu Administrasi Negara ’22) menyampaikan alasan mengikuti konsolidasi ini.
“Sebagai mahasiswa, kita juga memiliki tugas dan fungsi salah satunya menjadi agent of change. Ibarat kata penyambung lidah dari masyarakat kepada pemerintahan,” ujarnya.
Ia pun menjabarkan harapannya untuk ke depannya.
“Kita mengharapkan adanya sebuah perubahan yang lebih baik. Karena yang kita tahu seluruh kebijakan-kebijakan yang merugikan masyarakat itu langsung berdampak pada kita,” pungkasnya.