Aksi Kamisan Lampung : Tuntut Hentikan Kriminalisasi Warga Sipil

291 dibaca

Teknokra.co : Aksi Kamisan Lampung lakukan aksi bertajuk September Hitam di Tugu Adipura Bandar Lampung pada Kamis, (18/9). Sepantauan Teknokra, aksi dimulai pukul 16.40 WIB. Aksi ini diikuti sejumlah elemen, di antaranya Liga Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (LMID) Bandar Lampung, Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), dan Forum Literatur (Forlit). Tujuan dari aksi ini yaitu penghentian kriminalisasi terhadap warga sipil serta penuntasan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat di masa lalu.

Wahyu Saputra (Pendidikan Matematika’22) selaku koordinator lapangan menyampaikan bahwa hingga saat ini negara belum memberikan solusi konkret terkait kasus pelanggaran HAM.

“Karena sampai saat ini kita masih belum mendapat solusi konkret dari pemerintah untuk segera menyelesaikan kasus pelanggaran HAM dan menangkap para pelaku,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya konsistensi aksi September Hitam sebagai bentuk perlawanan terhadap tindakan represif negara.

“Mengingat negara hari ini selalu hadir membuat kekerasan terhadap rakyat, membunuh, dan menghilangkan secara semena-mena. Jadi memang harus dilakukan aksi September Hitam karena banyak kasus pelanggaran HAM di masa lalu yang belum terselesaikan,” tegasnya.

Wahyu juga menambahkan bahwa Aksi Kamisan menjadi ruang untuk merawat ingatan masyarakat terkait sejarah kelam bangsa.

“Sampai hari ini negara belum hadir menyelesaikan kasus pelanggaran HAM. Namun, secara tingkat kesadaran, masyarakat melalui Aksi Kamisan ini terus merawat ingatan bahwa kita masih punya sejarah kelam yang belum diselesaikan,” katanya.

“Harapannya, negara mampu menyelesaikan kasus pelanggaran HAM di masa lalu dan tidak lagi melakukan tindakan represif maupun kriminalisasi terhadap warga sipil,” tambahnya.

Lebih lanjut, Christianus Budi (Akuntansi’22) menilai September menjadi momentum penting untuk mengingat berbagai kasus pelanggaran HAM.

“Alasan pertama kami mengingat bulan September adalah karena selalu diperingati sebagai September Hitam. Di bulan ini ada sejumlah kasus yang kami kenang. Salah satu simbolis tadi kami lakukan sebagai bentuk keterpurukan demokrasi saat ini. Sesuai tuntutan, kami meminta kasus pelanggaran HAM segera diadili,” ujarnya.

Menurutnya, isu yang diangkat Aksi Kamisan selalu menyesuaikan kondisi yang ada.

“Kalau terkait isu Kamisan sendiri, kami dari Forum Aksi Kamisan Lampung selalu kondisional. Seketika ada isu, kami menyorotinya dengan gerakan seperti ini. Harapan saya, Aksi Kamisan terus berjalan untuk menegakkan keadilan di negeri ini,” pungkasnya.

Ia berharap aksi kamisan perlu dilakukan secara berkelanjutan agar semakin banyak masyarakat terlibat.

“Untuk meningkatkan kesadaran, aksi perlu dilakukan terus-menerus agar bisa tersampaikan ke masyarakat. Harapan kami, melalui teman-teman media informasi ini bisa tersebar luas, sehingga masyarakat dapat terlibat langsung dan merasakan ketidakadilan yang ada,” harapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

eight + 15 =