Teknokra.co : Aliansi Lampung Melawan (ALM) menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam tindakan anarkis yang terjadi saat aksi. Pernyataan ini disampaikan setelah Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bandar Lampung menggelar floor game sebagai simulasi pengamanan aksi di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung pada Senin (1/9).
Kepala Polresta Bandar Lampung, Alfret Jacob Tilukay, menjelaskan bahwa kegiatan floor game dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada personel mengenai aturan saat menghadapi aksi unjuk rasa.
“Kita laksanakan floor game, jadi semacam permainan yang menjelaskan bagaimana aturan main ketika menghadapi unjuk rasa, dan hari ini kita laksanakan,” jelasnya.
Ia menambahkan, pihak kepolisian masih mendalami situasi terkait peristiwa yang terjadi.
“Sekarang ini masih kita dalami, dia dapat dari mana, kemudian ada yang menyuruh atau tidak,” ujarnya.
Menurut Alfret, kegiatan tersebut melibatkan personel gabungan dari Polresta, Kepolisian Daerah (Polda), Komando Distrik Militer (Kodim), dan Komando Rayon Militer (Koramil).
“Semua bergabung, dari Polresta, Polda, Kodim, hingga Koramil,” terangnya.
Sementara itu, Khairil Ambri, mahasiswa Teknik Lingkungan 2022 sekaligus Menteri Lingkungan Hidup Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung (Unila) yang bertindak sebagai jenderal lapangan, menegaskan bahwa pihak-pihak yang melakukan provokasi atau tindakan anarkis bukan bagian dari ALM.
“Jika ada orang-orang yang melakukan provokasi atau anarkisme, itu bukan bagian dari Aliansi Lampung Melawan,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa ALM menolak segala bentuk tindakan anarkis.
“Sekali lagi, Aliansi Lampung Melawan menolak segala bentuk anarkisme,” tegasnya.
Khairil berharap agar aksi di kemudian hari dapat berjalan damai tanpa tindakan yang merugikan.
“Harapan kami, setelah aksi ini kawan-kawan di daerah lain juga bisa menyampaikan aspirasi tanpa adanya anarkisme,” pungkasnya.