Teknokra.co: Universitas Lampung (Unila) bersama empat Perguruan Tinggi (PT) di Lampung menandatangani memorandum of understanding (MoU) perjanjian kerja sama. Diwakili pimpinan masing-masing keempat PT melakukan MoU untuk mendukung program Kuliah Kerja Nyata (KKN) bertajuk “Siger Berjaya” di Ruang Rapat Utama Lantai II Gedung Rektorat Unila, Selasa, (13/06).
Digagas oleh Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Lampung, program ini disambut baik oleh kampus Unila, Insitut Teknologi Sumatera (Itera), Universitas Islam Negeri (UIN) Radin Intan Lampung, Universitas Bandar Lampung dan Insitut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya.
Program KKN “Siger Berjaya” merupakan akronim dari Sinergi Bersama, Berdaya Saing, Sejahtera dan Berbudaya. Program ini merupakan kolaborasi Pemprov dan perguruan tinggi guna pemberdayaan masyarakat di Lampung khususnya wilayah desa. Nantinya program ini akan diisi oleh insan perguruan tinggi melalui KKN bersama sehingga diharapkan dapat berfungsi ganda.
Arinal Djunaidi, selaku Gubernur Lampung, dalam penyampaian arahannya mengatakan, perguruan tinggi saat ini belum signifikan berkontribusi dalam pembangunan daerah. Menurutnya, dalam pemanfaatan dana desa perlu ada sentuhan dari perguruan tinggi.
“Banyak program pembangunan pemerintah daerah sesungguhnya benar-benar perlu mendapatkan dukungan nyata dari perguruan tinggi seperti pembangunan desa. Dana desa, dalam pemanfaatannya perlu perhatian dan sentuhan perguruan tinggi agar berguna,” katanya.
Arinal menuturkan, dalam pelaksanaan dan penerapan Tri Darma Perguruan Tinggi khususnya pada pengabdian masyarakat, perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya oleh Universitas.
“Sepanjang hayat universitas harus menerapkan Tri Darma Perguruan Tinggi terutama kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di perdesaan,” tuturnya.
Ia juga menilai, perguruan tinggi harus mengubah konsep pelaksanaan KKN. Terlebih lagi derasnya arus globalisasi melanda Indonesia sangat berdampak signifikan terhadap kemampuan masyarakat yang sisi ekonominya lemah.
“Kondisi Inilah yang menuntut perguruan tinggi untuk mengubah paradigma pelaksanaan KKN selama ini berbasis pembangunan masyarakat atau community development menjadi pemberdayaan masyarakat community empowerment,” ujarnya.
Rektor Unila, Prof. Lusmeilia Afriani mengungkapkan, pelaksanaan program ini dilakukan di tiga sampai lima kabupaten dari total lima belas kabupaten/kota di Provinsi Lampung.
“Insyaallah mudah-mudahan kita bisa melaksanakan, meskipun tidak semua kabupaten, tetapi kita pilih mungkin ada tiga atau lima tempat yang akan kita pilih untuk memulai KKN PTN dan PTS ini,” ungkapnya.
Dalam upaya menyesuaikan waktu pelaksaan dengan tiap perguruan tinggi yang tergabung, ia juga menjelaskan akan ada pertemuan diskusi kembali.
“Nanti perlu diatur lagi jadwalnya karena akan digelar bulan Juni atau Juli. Nah inikan sudah dekat jadi perlu didiskusikan, karena di Unila jadwal KKN Januaril sampai Februari dan Juni sampai Juli, di kampus lain mungkin beda,” pungkasnya.