Teknokra.co : Aliansi Lampung Melawan (ALM) menggelar diskusi memperingati Hari Tani Nasional bertajuk “Dari UUPA 1960 Menuju Krisis Agraria Hari Ini: Di Mana Negara Berpihak?” di Boja Coffee, Minggu (21/9).
Diskusi menghadirkan beberapa pemantik, di antaranya Daryuti selaku Ketua Perempuan Petani Sidodadi, Erwin Remy dari Dewan Pengurus Wilayah Serikat Petani Indonesia (DPW SPI) Lampung, Ardi Satriadi dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandar Lampung, serta Wahyu Eka Saputra dari ALM. Sementara itu, jalannya diskusi dimoderatori oleh Rio Awalludin.
Para pemantik menyoroti kondisi agraria di Indonesia, khususnya Lampung, yang dinilai masih sarat konflik dan belum sepenuhnya berpihak pada petani. Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) Nomor 5 Tahun 1960 yang seharusnya menjadi dasar reforma agraria disebut belum berjalan maksimal sehingga menimbulkan ketimpangan lahan dan kriminalisasi petani.
Ardi Satriadi dari LBH Bandar Lampung menjelaskan mengenai UUPA 1960 melalui sudut pandang hukum.
“Bahwa UUPA 1960 ini mandatnya adalah untuk meratakan ketimpangan tanah dan membatasi kepemilikan tanah,” jelasnya.
Daryuti, Ketua Perempuan Petani Sidodadi, menyoroti program pemerintah mengenai subsidi pupuk bagi petani yang dinilai masih kurang secara kualitas. Hal ini menyebabkan petani kesulitan memperoleh hasil pertanian yang baik.
“Pemerintah itu menyubsidi pupuk, tapi yang kami rasakan memang harganya tidak semahal yang kita beli. Tapi kalau memakai pupuk subsidi itu, tanaman bukannya berkembang, malah jadi merah begitu,” ungkapnya.
Sementara itu, Erwin Remy dari DPW SPI menekankan pentingnya reforma agraria dan kedaulatan pangan untuk mengantisipasi dampak ekonomi global.
“Reforma agraria dan kedaulatan pangan itu penting. Jadi bagaimana kemudian reforma agraria ini memperbolehkan kedaulatan pangan secara rezim, dan juga membuat kita lebih tahan dalam mengantisipasi dampak dari ekonomi global,” ujarnya.
Ia juga mengajak kaum muda untuk peduli terhadap perbaikan kualitas agraria.
“Sehingga hari ini saya ingin mengajak anak muda untuk juga fokus memperbaiki kualitas agraria,” tambahnya.
Di akhir diskusi, ALM mengumumkan akan mengadakan konsolidasi aksi peringatan Hari Tani Nasional pada Senin (22/9).