Revitalisasi Folklor di Lampung Lewat Karya UKMBS Unila “Teater Ritual of Biha”

91 dibaca

Teknokra.co : Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Universitas Lampung (Unila) mempersembahkan karya pertunjukan seni teater berjudulRitual of Biha” di Gedung Graha Kemahasiswaan Unila pada hari ini Selasa,(10/12). Pertunjukan ini dilakukan sebagai bentuk revitalisasi folklor di Lampung.

Ritual of Biha mengangkat sebuah mitos asal Lampung, yakni Ritual Ikhau. Ritual tersebut adalah ritual pengorbanan nyawa sepasang manusia bagi para dewa demi keselamatan, kemakmuran, keberlangsungan alam, serta kehidupan masyarakat di daerah Biha, Pesisir Barat, Lampung.

Pertunjukan ini merupakan salah satu rangkaian program Lab Indonesiana: Dapur LTC 2024 Inkubasi Talenta Teater Indonesia oleh Lab Teater Ciputat bekerja sama dengan Kemendikbudristek RI. Hal itu disampaikan oleh Lentera Dzulqarnain selaku Aktor Kreator dalam pentas ini.

Pengorbanan nyawa manusia tersebut menunjukkan bahwa manusia dulu memandang dirinya setara dengan alam. Aspek relasi dengan alam ini yang coba kita angkat,” ujarnya.

Ia juga menekankan, bahwa saat ini kerusakan alam sangat mudah terjadi, maka dalam makna Ritual of Biha penting untuk direlevansi.

“Di era sekarang di mana kerusakan alam terjadi di mana-mana, nilai-nilai dalam Ritual of Biha menjadi penting,” tambahnya.

Ketua Umum UKMBS Unila, Ahmad Musyaffa Purnama (Teknik Geodesi’19) yang menyambut positif karya ini, menurutnya hal ini dilakukan sebagai upaya untuk turut serta menghidupkan kembali folklor di Lampung.

“Cerita rakyat Lampung jarang sekali timbul ke permukaan, dengan program ini harapannya cerita rakyat kita akan kembali hidup dengan cara yang lebih inovatif dan kontekstual,” ucapnya.

Ia berharap, seni pertunjukan ini dapat menggerakkan generasi muda untuk peduli dengan kesenian dan budaya di Lampung.

“Melalui pementasan Ritual of Biha, diharapkan menjadi salah satu cara generasi muda untuk bersilaturahmi dengan eksistensinya, masa lalunya, tradisinya, peristiwa kulturalnya,” jelasnya.

Ahmad Habib Panglima, selaku pimpinan produksi mengungkapkan, bahwa proses persiapan karya ini dilakukan selama tiga bulan, yang dimulai dari penggalian sumber literatur, dan rehearsal, serta penelitian research library untuk menggali data lewat data literatur yang akan dibubuhkan menjadi performance teks.

Penulis: SepbrinEditor: Sepbrin
Exit mobile version