Teknokra.co : Universitas Lampung (Unila) melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Periode II tahun 2025 di Kota Bandar Lampung pada Rabu, (11/7). Namun, sejumlah mahasiswa mengeluhkan ketidakjelasan timeline dan penyampaian informasi yang dianggap terlalu mendadak.
Rakha Restu Aghsya (Ilmu Hukum’21) mengaku siap menjalani program KKN. Namun, ia menyayangkan teknis pelaksanaan yang kurang matang.
“Saya siap mengikuti proses dan menerima arahan dari pihak kampus. Namun, informasi dan jadwal yang kami terima cukup mendadak. Menurut saya, hal ini krusial karena kami butuh pembekalan dan bimbingan yang cukup, bukan yang disampaikan secara tiba-tiba,” ungkapnya.
Hal serupa disampaikan Nathanius Hasibuan (Hubungan Internasional’22) juga menyoroti teknis pelaksanaan yang menurutnya kurang terstruktur.
“Hampir semua informasi disampaikan mendadak, mulai dari pembagian kelompok, pembekalan, hingga distribusi atribut. Selain itu, tidak ada fasilitas transportasi dari kampus ke lokasi pelepasan. Akibatnya, kami datang terlambat karena hujan,” keluhnya.
Ia berharap pelaksanaan KKN di periode berikutnya dapat dipersiapkan lebih matang dan terstruktur.
“Ke depan, saya harap pihak kampus lebih terorganisasi dalam menyampaikan informasi. Sebaiknya ada timeline yang jelas dan disosialisasikan jauh hari,” pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pusat KKN Unila, Diky Hidayat, menjelaskan bahwa keterlambatan penyampaian informasi disebabkan oleh kendala sinkronisasi jadwal dengan pemerintah Kota Bandar Lampung serta perguruan tinggi lain yang turut melaksanakan KKN secara bersamaan.
“Kami harus menyesuaikan jadwal dengan pemerintah kota Bandar Lampung. Tahun ini tidak hanya Unila, tetapi juga ada UIN dan beberapa perguruan tinggi lainnya yang melaksanakan KKN di Bandar Lampung. Jadi, semua harus disesuaikan, dan itu memengaruhi timeline,” jelasnya.
Diky menambahkan bahwa perubahan struktur kepengurusan KKN juga menjadi faktor keterbatasan waktu persiapan.
“Saya mendapat mandat sebagai kepala pusat KKN baru pada bulan Juni. Dengan struktur yang baru ini, tim kami sempat mengalami penyesuaian. Idealnya, persiapan KKN dilakukan enam bulan sebelumnya, tetapi karena situasi ini, kami hanya punya waktu satu bulan untuk menyiapkan seluruh rangkaian program,” terangnya.
Ia pun mengakui bahwa tim KKN bekerja ekstra keras untuk tetap menyelenggarakan program dengan optimal meski di tengah keterbatasan waktu.