KTI Jadi Syarat Pengambilan Sertifikat PKKMB dan Almamater

405 dibaca

teknokra.com: Universitas Lampung (Unila) mewajibkan mahasiswa baru angkatan 2021 untuk membuat karya tulis ilmiah (KTI) sebagai syarat pengambilan sertifikat PKKMB  dan almamater. Kebijakan yang ditetapkan oleh wakil rektor 3 ini tertuang dalam pengumuman nomor 9097/UN26.05/2021.

Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Yulianto menjelaskan alasan diberlakukannya kebijakan ini agar pihak kampus dapat menjaring mahasiswa-mahasiswa yang memiliki potensi dalam penulisan karya tulis ilmiah. Sehingga selanjutnya mahasiswa tersebut dapat dibina.

“Supaya nanti bisa kita lihat, siapa-siapa yang punya potensi menulis karya-karya ilmiah. Kita dorong untuk memiliki kemampuan nalar yang bagus, supaya kedepannya bisa diikutsertakan dalam perlombaan,” jelasnya.

Ia mengaku memahami bahwa banyak mahasiswa yang merasa kebingungan menulis karya ilmiah untuk pertama kali. Namun menurutnya mahasiswa hanya perlu menuangkan gagasan mereka sendiri dalam membuat KTI.

“Pokoknya apa aja idenya tulis aja, nanti kita bisa liat kemampuan (menghasilkan) idenya,” ujarnya.

Selain itu, menurutnya tugas penulisan karya ilmiah juga disesuaikan dengan jurusan mahasiswa. Sehingga mahasiswa baru dapat memahami ruang lingkup akademik dalam jurusan yang mereka pelajari.

“Seengak-enggaknya dari mata kuliah itu dia tahu bahwa yang dibahas di bidang dia itu apa,” katanya.

Prof. Yulianto juga mengungkapkan tugas semacam ini merupakan langkah agar meningkatkan prestasi mahasiswa, ia juga merujuk universitas lain yang berada di pulau Jawa yang sudah memberikan tugas yang serupa kepada mahasiswa

“Di Jawa itu udah dibebanin begituan biar prestasi mahasiswanya meningkat,” pungkasnya.

Tugas penulisan karya tulis ilmiah sebagai syarat pengambilan sertifikat PKKMB dan almamater ini mendapat berbagai reaksi dari mahasiswa baru. Salah satunya adalah Nisa Juwita (PGSD’21) yang mengeluhkan minimnya bimbingan bagi mahasiswa yang baru pertama kali menulis KTI.

Terlalu aneh, kami tidak dapat bimbingan sebelumnya” keluhnya.

sebagian mahasiswa baru mengkritik penulisan KTI sebagai syarat pengambilan almamater,  menurut mereka, almamater merupakan hak mahasiswa yang seharusnya sudah didapatkan setelah pembayaran UKT.

Sama halnya seperti maba lain, Nisa juga menganggap bahwa kebijakan ini belum jelas, menurutnya informasi yang diberikan oleh BAK kepada mahasiswa baru masih simpang siur.

“Kalau di surat pengumuman syarat mengambil almamater dan sertifikat itu mengumpulkan KTI, tapi di instagram BAK dikatakan bahwa almamater tetap dibagikan walaupun tidak mengumpul KTI, seharusnya ada kejelasan,” pungkasnya.

Namun pendapat berbeda diungkapkan oleh Yuyun Dwi Lestari (Ilmu Pemerintahan’21),  ia memberikan respon yang lebih positif terhadap tugas penulisan karya tulis ilmiah ini.

“Ini mungkin karena kuliah daring terus pihak kampus pikir kami punya banyak waktu yang lebih buat mahasiswa bikin KTI sebagai syarat ambil almet, Bagus sih buat yang udah biasa nulis,” katanya

Meskipun ia sendiri mengaku agak kesulitan dalam mengerjakan tugas ini karena masih bingung dalam mengerjakannya serta harus membagi waktu dengan tugas-tugas kuliah lain, namun ia melihat dampak positif dari tugas ini.

“Bagus banget kita bisa belajar menulis untuk curahin semua ide yang ada didalam pikiran kita dan berharap pembaca bisa mengerti apa yang kita pikirin,” pungkasnya.

Penulis : Arif Sanjaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

nineteen − 10 =