Teknokra.co : Tren hidup sehat kian populer di kalangan anak muda, khususnya terkait pola makan sehat. Namun, bagi sebagian orang, gaya hidup ini bukan sekadar mengikuti tren semata, melainkan sudah menjadi bagian dari kebiasaan yang diterapkan sejak kecil. Dua mahasiswa, Raden Muhammad Rizal dan Jody Andika Prasetyo, berbagi pengalaman mereka dalam menjalani pola makan sehat yang tidak hanya membawa dampak positif bagi tubuh, tetapi juga kesehatan mental mereka.
Raden Muhammad Rizal (Bisnis Digital’23), sudah terbiasa dengan pola makan sehat sejak kecil. Orang tuanya selalu menanamkan prinsip 4 sehat 5 sempurna, dengan makanan yang mencakup protein hewani, protein nabati, karbohidrat, dan sayuran. Raden mengungkapkan bahwa masakan ibunya selalu menggunakan minyak dalam jumlah minimal dan jarang menggunakan bumbu penyedap. Kebiasaan ini terus terbawa hingga ke masa kuliah, meskipun tantangan mulai muncul ketika ia harus memilih makanan sendiri tanpa pengawasan orang tua.
“Saat kuliah, tantangannya datang ketika saya harus memilih makanan sendiri. Kadang susah, karena nggak bisa memaksa orang lain untuk masak makanan sehat,” cerita Raden.
Meskipun demikian, ia berusaha keras memilih makanan sehat, seperti nasi dengan sayur dan ayam di warteg. Kebiasaan makan sehat yang sudah tertanam sejak kecil ini membantunya menghindari makanan tidak sehat, bahkan ketika teman-temannya mengajak makan junkfood. Raden juga mulai merasakan dampak langsung pada tubuhnya ketika mengonsumsi makanan tidak sehat.
“Pernah coba makan mi pedas yang banyak minyak dan sambalnya, langsung sakit perut dan demam,” ungkapnya.
Hal ini menjadi bukti bahwa tubuh kita bisa beradaptasi dengan pola makan sehat, sehingga makanan yang tidak sehat dapat langsung menimbulkan efek negatif. Selain itu, Raden menyadari bahwa pola makan sehat turut berhubungan erat dengan kesehatan kulit. Ia mulai mengurangi konsumsi gula setelah menyadari bahwa gula dapat memicu munculnya jerawat.
“Pola makan yang sehat mendukung perawatan kulit, selain dari luar, juga dari dalam,” katanya.
Kini, ia merasa bahwa menjaga kesehatan kulit tak hanya bergantung pada produk skincare, tetapi juga pada makanan yang kita konsumsi setiap hari.
Sementara itu, Jody Andika Prasetyo (Pendidikan Geografi’20), memulai perjalanan menuju pola makan sehat lebih lambat, yaitu empat bulan lalu. Jody merasa tidak percaya diri dengan kondisi tubuhnya dan akhirnya menyadari bahwa pola makan sehat serta olahraga adalah kunci untuk meningkatkan rasa percaya diri dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
“Perjalanan menuju pola makan sehat ini memang tidak instan. Saya harus mulai membiasakan diri dan menghindari godaan makanan cepat saji,” ujar Jody.
Namun, dengan ketekunan dan disiplin, ia mulai merasakan hasil positif, baik dari segi fisik maupun mental.
“Sekarang, saya merasa lebih percaya diri dan puas dengan perubahan tubuh saya setelah kembali menjalani pola hidup sehat,” tambahnya.
Baik Raden maupun Jody sepakat bahwa pola makan sehat memiliki dampak jangka panjang yang positif. Raden merasa jarang sakit dan lebih fokus saat belajar setelah mengurangi konsumsi gula, sementara Jody merasa lebih percaya diri dengan perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Keduanya percaya bahwa kebiasaan makan sehat yang mereka jalani kini akan memberikan manfaat besar di masa depan.
Menurut ahli gizi Wiranto, tren makanan sehat saat ini lebih mengutamakan konsumsi makanan seimbang dan beragam dengan proses pengolahan yang minimal.
“Kamu adalah apa yang kamu makan,” ujar Wiranto, menekankan pentingnya makanan untuk mendukung fungsi tubuh, seperti energi, metabolisme, dan imunitas. Makanan sehat tidak hanya membantu tubuh berfungsi optimal, tetapi juga mencegah berbagai penyakit serius seperti kolesterol, diabetes, hingga penyakit kardiovaskular.
Wiranto juga menjelaskan bahwa makanan memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan mental. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa nutrisi tertentu, seperti asam amino esensial, dapat memengaruhi hormon neurotransmitter yang berperan penting dalam kesehatan mental.
“Makanan sehat bisa membantu menjaga keseimbangan hormon yang berpengaruh pada suasana hati dan kesehatan mental,” tambahnya.
Selain pola makan sehat, olahraga juga memegang peran penting dalam menjaga tubuh tetap bugar. Wiranto menegaskan bahwa gaya hidup sehat tidak lengkap tanpa aktivitas fisik.
“Olahraga membantu tubuh lebih bugar dan pikiran lebih segar,” ujarnya.
Kombinasi pola makan sehat dan olahraga rutin adalah kunci untuk hidup yang lebih sehat dan seimbang.
Memulai gaya hidup sehat tidak harus menunggu sampai terlambat. Seperti yang disampaikan oleh Wiranto, semakin dini kita memulai kebiasaan makan sehat dan olahraga, semakin besar dampak positifnya untuk masa depan. Gaya hidup sehat bukan hanya tren, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang untuk kesehatan fisik dan mental.
Pengalaman Raden dan Jody membuktikan bahwa membiasakan diri dengan pola makan sehat sejak kecil atau memulainya kembali di masa dewasa akan memberikan dampak positif bagi tubuh dan kesehatan mental. Dari sini, kita bisa belajar bahwa kesehatan adalah investasi yang dimulai dari apa yang kita makan setiap hari. Gaya hidup sehat bukan sekadar pilihan, tetapi suatu langkah penting untuk memastikan tubuh dan pikiran kita tetap sehat dan bugar di masa depan.