Teknokra.co: Orkes Bada Isya yang merupakan divisi musik dari Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Unila tampilkan ‘Cadang Dilih’ pada Pergelaran Seni Pertunjukan Taman Budaya Lampung (18/5).
Cadang Dilih merupakan sajak lama Lampung tentang seseorang yang kehilangan. Karya tersebut dihadirkan dengan bentuk aslinya dan juga beberapa penambahan komposisi bernuansa modern yang dimaksudkan untuk mempertajam tafsir terhadap lagu ini.
Penggabungan antara dua sudut pandang yang berbeda, diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih segar kepada kita tentang apa itu “kehilangan”.
Makna kehilangan yang berkonotasi sedih tersebut, ditampilkan melalui iringan musik gitar klasik yang bernada minor, yaitu Tettik Keroncong Pandan.
Ditambah aransemen musik bernuansa modern oleh Robby Aslam Amrouzi (Arranger), Orkes Bada Isya sukses menyampaikan makna dari sajak lama Lampung ciptaan Datuk Usman tersebut kepada penonton.
Pementasan musik tradisi oleh Orkes Bada Isya ini melibatkan 11 perfomer. Diantaranya, tiga mahasiswi UNILA yang merupakan vokalis, Hani Dayanti (Pertanian 19’), Aisyah Puspita Effendi (Hukum 21’), dan Syatreen Nisa (Teknik 21’) dengan anggunnya berdiri di bawah lampu pertunjukan Gedung Teater Tertutup (GTT) Taman Budaya Lampung.
Dengan delapan pemusik lainnya yaitu Febrian Malik Arrozaq, Ahmad Musyaffa Purnama, Ahmad Habib Panglima, Annisa Rizka Dwiyan, Adelia Assiva, M.Zufar Alifiandri, Robby Aslam Amrouzi, dan Nur Harifah.
Peserta pergelaran bertajuk “Lampung Dalam Musik Folk” ini juga dihadiri oleh berbagai komunitas dan UKM seni di Lampung, yaitu UKMF KSS UNILA, UKMBS UBL, UKMBS POLINELA, IMASENIK UNILA, UKM SLIRA UIN dan, SEKELIK ETHNIC PERCUSSION.
Febrian Malik Arrozaq (Manajemen’18) selaku Ketua Umum UKMBS UNILA mengaku sangat antusias menanggapi pergelaran musik yang diadakan oleh Taman Budaya.
“Kami langsung mengkondisikan waktu latihan untuk pergelaran ini sejak pertama kali mendengar kabar,” Ujarnya.
(Rilis)
