Panra U FT Unila Dikecam: Terlambat Satu Jam, Persiapan Minim, Hingga Tuduhan Penggelembungan Suara

Suasana pelaksanaan Pemilihan Raya (Pemira) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung (Unila) di Fakultas Teknik (FT) Unila. Foto : Teknokra/ Daffa Falih Saputra
43 dibaca

Teknokra.co : Terlaksananya Pemilihan Raya (Pemira) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas Lampung (Unila) di Fakultas Teknik (FT) disoroti tajam akibat keterlambatan, kurangnya persiapan, hingga tuduhan penggelembungan suara oleh Panitia Pemilihan Raya (Panra) U di Laboratorium Jalan FT Unila pada Selasa, (23/12).

Pemira U di FT Unila mendapat keluhan dari beberapa pencoblos dan diisukan dengan mekanisme lapangan yang tidak sesuai dengan profesionalisme penyelenggaraan demokrasi kampus.

Mudham Matan (Teknik Sipil ’23) salah satu peserta pencoblosan pemira tingkat universitas yang diadakan di FT menuturkan bahwa Panra U terlambat satu jam dari jadwal hingga masalah lainnya.

“Pertama, keterlambatan Panra. Yang seharusnya dilaksanakan jam 8, malah jadi jam 9. Belum lagi, Panra hilang-hilangan dan hanya ada satu laptop dalam kurun waktu satu setengah jam,” tuturnya.

Ia menyatakan rasa ketidakpuasannya akibat pihak Panra U di FT Unila yang tidak bisa menyelesaikan masalah dengan cepat

“Tidak memuaskan. Karena apabila ada masalah, mereka (panra) terkesan saling melemparkan masalah. Dan pun tidak bisa mengambil keputusan dengan cepat,” jawabnya.

Setelah pemira usai beredar isu penggelembungan suara di FT Unila yang memancing respon pro dan kontra di kalangan mahasiswa Unila.

Salah satu anggota Panra U yakni Muhammad Zulkarnain Hussein (Ilmu Pemerintahan ’23) menjawab isu penggelembungan suara di FT Unila dengan menjabarkan terkait absensi peserta pencoblosan.

“Jumlah total absensi terakhir di panra tingkat universitas di FT itu sekitar 981, kurang lebih. Sedangkan panra tingkat fakultas, tembus sampai 1.400. Sehingga terdapat gap di sini, perhitungan dilakukan secara terbuka dibacakan satu per satu,” jelasnya.

Ia menuturkan keterlambatan pada pencoblosan di FT Unila diakibatkan beberapa Panra sedang menyelesaikan Ujian Akhir Semester (UAS).

“Untuk keterlambatan pencoblosan di Fakultas Teknik itu benar adanya, karena memang kendala itu datang dari panra sendiri yakni dikarenakan beberapa panitia sempat mengerjakan ujian akhir semester (UAS) terlebih dahulu,” ujarnya.

Ia pun menjelaskan kurangnya persiapan seperti laptop yang mengakibatkan kewalahan dalam menangani peserta pencoblosan yang membludak.

“Awalnya memang kami hanya menggunakan satu laptop, akan tetapi, setelah melihat massa yang membludak, kami pun akhirnya memutuskan untuk menambah satu lagi laptop,” tambahnya.

Ia pun menjelaskan terkait pengambilan keputusan panra yang dikeluhkan oleh pencoblos tidak bisa diambil secara mendadak san perlu menunggu dari pihak Panra U lainnya.

“Contohnya saat penambahan atau pengurangan waktu, kami harus berkoordinasi kepada ketua terlebih dahulu, karena apabila hendak menambahkan atau mengurangi waktu, maka itu harus diterapkan ke seluruh fakultas,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 × four =