Teknokra.co : Kegiatan pendampingan penilaian kesehatan hutan rakyat digelar di Sekretariat Kelompok Tani Hutan (KTH) Maju Jaya, Desa Kubu Batu, Kecamatan Way Khilau, Kabupaten Pesawaran, pada Minggu (24/8) pukul 08.00–12.00 WIB. Acara ini diikuti 30 peserta anggota KTH Maju Jaya.
Penurunan nilai kesehatan hutan rakyat di Desa Kubu Batu dari 7,35 persen pada 2020 menjadi 4,68 persen pada 2024 (Safei et al., 2024) menunjukkan perlunya intervensi segera dan berkelanjutan. Melalui pendampingan ini, KTH Maju Jaya diharapkan mampu mengadopsi teknologi penilaian kesehatan hutan, mengembangkan strategi pengelolaan konservasi lingkungan berbasis data, serta meningkatkan peran anggota dalam menjaga sumber daya hutan rakyat.
Pendampingan ini bertujuan memperkuat kapasitas petani hutan rakyat dalam melakukan penilaian kesehatan hutan secara mandiri dan partisipatif. Dengan demikian, para petani dapat mengelola sumber daya hutan rakyat secara berkelanjutan sekaligus menjaga ekosistem di tingkat tapak.

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini merupakan implementasi hasil riset 2024 dari tim pengabdian yang diketuai Prof. Rahmat Safe’i (Program Studi Magister Kehutanan, Pascasarjana Fakultas Pertanian, Unila). Tim juga beranggotakan Rico Andrian (Jurusan Ilmu Komputer, FMIPA Unila), Prof. Slamet Budi Yuwono (Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian Unila), serta mahasiswa Novi Yunita Larasati, Dini Ratna Sari, dan Abdilah Asyidiqi.
Acara dibuka oleh Prof. Rahmat Safe’i yang menegaskan pentingnya menjaga ekosistem hutan rakyat serta memperkenalkan sistem digital dalam penilaian kesehatan hutan. Sambutan juga disampaikan Ketua KTH Maju Jaya, Sunarwan, yang mengapresiasi kontribusi tim PKM. Ia menyebut kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya petani hutan.

Materi yang disampaikan dalam kegiatan meliputi:
1. Pelatihan pemantauan kesehatan hutan rakyat.
2. Pelatihan penggunaan website Sistem Informasi Penilaian Kesehatan Hutan (SIPUT) dan DgT Diagnosis.
3. Pembentukan tim penilaian kesehatan hutan rakyat.
Setelah materi, peserta melakukan praktik lapangan berupa pengukuran kesehatan hutan rakyat, penggunaan aplikasi SIPUT dan DgT Diagnosis, serta pembentukan tim penilaian. Pendampingan ini diharapkan menghasilkan luaran terukur, seperti peningkatan keterampilan anggota KTH Maju Jaya, pencatatan data kesehatan hutan dengan sistem digital, serta penerapan aplikasi mobile untuk identifikasi kerusakan pohon.
Melalui PKM Diseminasi Hasil Riset ini, KTH Maju Jaya diharapkan semakin siap dalam melakukan penilaian kesehatan hutan rakyat secara mandiri sebagai bagian dari pengelolaan konservasi lingkungan.