Pentas Teater “Wawancara dengan Mulyono”, Wujud Kritik Satir Untuk Siapa?

Sumber : Ilustrasi / Tempo
28 dibaca

Teknokra.co : Tempo Bersama Studio Teater Payung Hitam kembali menghadirkan gebrakan seni melalui pementasan teater yang berjudul “Wawancara dengan Mulyono” melalui kanal YouTube Tempo yang tayang pada Kamis (17/04). Pementasan ini menawarkan pengalaman teater yang unik dengan sentuhan humor absurd dan sindiran halus yang menggugah pemikiran.

Praga Utama yang merupakan salah satu jurnalis Tempo menyampaikan dalam prolog pementasan bahwa teater ini menampilkan sesi wawancara dengan Mulyono, sesosok tokoh fiktif yang terlalu mirip seseorang yang tidak bisa disebutkan namanya.

“Wawancara dengan Mulyono adalah obrolan absurd antara seorang pewawancara amatir yang tidak tahu apa-apa dengan Mulyono,” ujarnya.

Disutradarai oleh Rachman Sabur, pementasan ini sejatinya dijadwalkan berlangsung pada pertengahan Februari 2025 di Studio Teater Kampus Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI). Sayangnya, rencana tersebut batal karena panggung pementasan digembok pihak tertentu.

Rachman Sabur tidak hanya berperan sebagai sutradara tetapi juga berperan sebagai tokoh pewawancara amatir. Sementara itu, Dede Dablo tampil memukau sebagai Mulyono, tokoh fiktif yang mengenakan jas rapi dengan gimik pantomim.

Dalam salah satu dialog, pewawancara bertanya dengan nada polos, “Pak Mulyono ini adalah seorang presiden yang menjadi aktor, atau seorang aktor yang menjadi presiden?”

Tidak berhenti di situ, pewawancara juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis lainnya seperti isu Ibu Kota Nusantara (IKN), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hingga isu ijazah palsu yang sempat ramai diperbincangkan.

“Pak Mulyono, bagaimana menurut Anda tentang kekuasaan? Menurut Anda itu adalah musibah atau anugerah?” tanya pewawancara.

Keunikan pementasan ini terletak pada penyampaian pesan melalui elemen-elemen visual dan non-verbal. Gerakan mimik wajah hingga set alat peraga yang dirancang dengan cermat menjadi media penyampaian sindiran sosial yang tajam namun tetap menghibur. Setiap adegan dirancang untuk mengajak penonton merenungi isu-isu aktual tanpa kehilangan esensi hiburan.

Pementasan “Wawancara Dengan Mulyono” berhasil menghadirkan perpaduan antara seni teater, humor absurd, dan kritik sosial yang relevan. Video pementasan ini masih dapat disaksikan melalui kanal YouTube Tempo dan Tempo TV.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ten − 7 =