PKD Mapala Lampung Gelar Diskusi dan Aksi Nyata

Foto : Teknokra/ Andre Sumanto
31 dibaca

Teknokra.co: Pusat Koordinasi Daerah (PKD) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Lampung mengadakan diskusi publik dan aksi nyata dengan tema “Tanam Harapan, Hijaukan Ruang, Bersihkan Pesisir, Lawan Perubahan Iklim” di Area Pantai Acolgen pada Jum’at (20/6) pukul 07.30 WIB.

Yayan mewakili gubernur Lampung menyampaikan, bahwa perubahan iklim bukan sesuatu yang bisa dilawan, melainkan dikendalikan lajunya.

“Perubahan iklim sudah terjadi sejak ribuan tahun lalu. Bahkan dinosaurus pun punah karena dampaknya. Sekarang kita hanya bisa mengendalikan laju perubahannya,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa kenaikan suhu global yang mendekati ambang batas 1,5 derajat celsius menjadi kekhawatiran besar, karena gejala perubahan iklim sudah nyata dirasakan seperti pergeseran musim dan suhu ekstrem.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Lampung, Irfan Tri Firdaus menyoroti masalah sedimentasi sungai yang kini didominasi oleh sampah, bukan hanya material alami seperti pasir atau batu.

“Bandar Lampung jadi contoh nyata bagaimana sampah menjadi persoalan serius di sistem aliran sungai. Mulai dari hulu, pengelolaan sampah masih belum merata,” jelasnya.

Koordinator acara yakni Efesus Sitorus, menyampaikan bahwa kegiatan ini berangkat dari keresahan Mapala se-Lampung terhadap kerusakan lingkungan yang makin parah, terutama banjir.

“Kami ingin diskusi ini jadi langkah awal untuk membangun kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan pesisir. Harapannya bisa membuka ruang kolaborasi antara Mapala, pemerintah, dan masyarakat,” ujarnya.

Ketua pelaksana kegiatan, Grelad Mahatir Jusi dari Atala Darmajaya, mengungkapkan bahwa persiapan acara dilakukan dalam waktu singkat, sekitar satu bulan.

“Kendala utama ada di teknis dan komunikasi antar instansi karena jadwal kuliah yang padat. Tapi partisipasi peserta sangat aktif, bahkan dari masyarakat umum pun turut hadir,” ungkapnya.

Ia berharap kegiatan ini dapat mendorong aksi nyata dari mahasiswa dan komunitas pecinta alam.

Citra Anggraini dari instansi Pastabel mengatakan bahwa diskusi ini memotivasinya untuk lebih peduli terhadap isu lingkungan.

“Kalau hanya pemerintah yang bergerak tanpa partisipasi masyarakat, ya percuma. Sampah itu punya nilai, bisa dikelola, bahkan bisa dimanfaatkan jadi energi,” ungkapnya.

Kegiatan ini diakhiri dengan aksi bersih pantai yang melibatkan para peserta. Panitia merencanakan diskusi lanjutan yang lebih terstruktur untuk memperluas jangkauan edukasi dan aksi nyata lingkungan di Lampung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

seventeen − 3 =