Juru Bicara Rektor Unila, Nanang Trenggono mengungkapkan bahwa Unila akan mengundurkan Perkuliahan Tatap Muka (PTM) secara terbatas hingga bulan April mendatang. Selain itu, skema kuliah luring secara bergiliran menjadi salah satu skenario yang kemungkinan akan dilaksanakan.
Menurutnya, kemunculan kasus Omikron di Lampung menjadi salah satu kecenderungan bagi pimpinan Unila untuk mengkaji ulang keputusan menerapkan PTM terbatas pada semester genap mendatang.
“PTM terbatas akan diterapkan 1 April 2022,” ungkapnya melalui pesan singkat pada Jum’at (28/1).
Hingga saat ini, masih belum ada petunjuk teknis edaran dari rektorat yang menjelaskan Perkuliahan Tatap Muka secara rinci. Namun menurut Nanang, perkuliahan luring secara bergiliran menjadi salah satu skenario yang mungkin akan diterapkan oleh Unila.
“Nanti mungkin dibuat petunjuk teknisnya oleh WR 1. Misalnya jumlah mahasiswa dalam satu kelas itu 50, misal diambil yang NPM-nya ganjil duluan di minggu pertama,” terangnya.
Lebih lanjut lagi, menurut Nanang mahasiswa yang belum mendapatkan giliran untuk kuliah Tatap Muka, tetap akan mengikuti perkuliahan secara daring.
“kalo kuliah S1 kemungkinan itu dibagi ada yang luring pada saat kuliah tapi mahasiswa yang lain tetep ikut secara daring,” ujarnya.
Nantinya, vaksinasi menjadi syarat bagi mahasiswa untuk mengikuti Perkuliahan Tatap Muka Terbatas. Selain itu juga akan diterapkan protokol kesehatan yang ketat dalam proses pembelajaran.
“harus sudah vaksin kedua, kalau bisa sudah (mendapatkan) booster, nanti di cek di Peduli Lindungi” tegasnya.
Menurutnya, saat ini pihak rektorat masih merancang aturan teknis dari perkuliahan tatap muka terbatas ini. Ia memahami bahwa mahasiswa mebutuhkan informasi yang jelas mengenai perkuliahan tatap muka.
“Boleh jadi mungkin sebelum tanggal 14 Februari (awal semester genap) sudah ada juknisnya atau edaran dari Wakil Rektor 1 bidang Akademik,” pungkasnya.
Saat ditemui pada Rabu (26/1), Wakil Rektor Bidang Akademik Unila, Prof. Heryandi belum bersedia memberikan penjelasan rinci mengenai petunjuk teknis mengenai Perkuliahan Tatap Muka terbatas mendatang.
Berbagai respon diungkapkan mahasiswa mengenai kebijakan PTM terbatas, salah satunya Trivera Purnama Sari (Pend Matematika ’16) yang berharap agar pihak rektorat segera mengeluarkan surat edaran sehingga ada kepastian.
“Kan udah seharusnya segera dikeluarin (surat edaran) ini. Jadinya kan yang jauh-jauh ga ragu untuk kesini, takutnya malah belum offline,” katanya.
Natasha (Kimia ’18) mengharapkan hal yang serupa. Menurutnya pihak rektorat seringkali mengeluarkan keputusan yang mendadak.
“Pihak rektorat suka mendadak gitu kasih informasinya, jadi takutnya nanti anak rantau terburu-buru untuk datang kesini.” ujarnya.
Penulis : Antuk Nugrahaning Pangeran