teknokra.co : Universitas Lampung (Unila) menyembelih 28 ekor sapi dan satu ekor kambing pada hari raya Idul Adha tahun ini. Jumlah tersebut merupakan akumulasi kurban dari pihak rektorat, fakultas, UPT, dan lembaga-lembaga yang ada di Unila. Penyembelihan hewan kurban ini diadakan pada kamis (21/7) di Belakang gedung rektorat dan di fakultas-fakultas yang ada di Unila. Dengan jumlah hewan qurban yang cukup banyak, Unila menyediakan 2000 lebih kupon kurban untuk dibagikan ke warga Unila.
Hero Satrian Arif, Kepala Biro Umum dan Keuangan yang juga merupakan ketua panitia kurban mengaku, Unila belum pernah berkurban dengan jumlah sebanyak ini. Ia juga mengatakan pembagian qurban kali ini mengutamakan civitas academica Unila sebagai penerimanya.
“Yang diutamakan akan dibagikan ke warga unila yang bertanda tangan kontrak, para karyawan, petugas kebersihan, petugas keamanan dan yang lainnya,” katanya.
Hero mengatakan untuk mengurangi kerumuman, teknis pengambilan daging melalui perwakilan. Namun pihak rektorat menyerahkan teknis pembagian daging kurban ke fakultas masing-masing.
“Kupon sudah dibagikan, nanti ada ketua koordinator masing-masing yang akan mengambil, jadi saya berharap tidak ada kerumunan,” lanjutnya.
Syamsul Huda selaku panitia kurban di Fakultas Kedokteran menyampaikan bahwa mereka juga akan membagikan daging kurban ke warga yang tinggal di sekitar FK dengan diantar ke rumahnya.
“Semangat berkurban ini meningkatkan solidaritas, kepada warga sekitar FK yang mungkin penghasilannya berkurang karena pandemi. Kita berbagi merasakan kebahagiaan di hari raya kurban ini,” ujarnya.
Rektor Universitas Lampung, Prof Karomani bersyukur bahwa di tengah pandemi dan kesulitan, Unila masih bisa berkurban dengan jumlah yang banyak.
“Dalam sejarah Unila, ini mungkin yang terbanyak. Meskipun di masa pandemi, jumlah kurban sampai 28 ekor,” ujarnya.
Ia juga berharap semangat untuk berkurban terus meningkat setiap tahunnya.
” Mudah-mudahan bisa meningkat lagi sehingga kehadiran Unila ini terasa dan bisa membantu yang lain,” ungkapnya.
Penulis : Antuk Nugrahaning Pangeran
