Teknokra.co : Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra akan menggelar Diskusi Publik dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Ke-46. Diskusi publik ini akan dilaksanakan di Pelataran Belakang Rektorat Universitas Lampung pada hari Sabtu (11/03) mendatang. Dalam diskusi ini, akan menghadirkan Rektor Unila, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Lampung sebagai pemantik diskusi.
Ketua pelaksana, Rara Maharani Bintang Lampung (Teknik Pertanian’21) menyebutkan bahwa diskusi ini mengangkat tema “Kedudukan, Peran, dan Kebebasan Pers Mahasiswa di Kampus”. Menurutnya, tema ini diangkat karena masih banyak lapisan civitas academica kampus yang menyalahartikan peran pers mahasiswa.
“Karena banyak orang yang menyalahartikan pers mahasiswa. Kedudukannya (persma) banyak yang menyepelekan karena tidak tahu arti sebenernya pers itu apa. Mungkin banyak yang mengira, bahwa persma itu hanya boleh menampilkan yang bagus-bagus saja, tapi sebenarnya persma itu hadir untuk memberi tahu yang benar,” katanya.
Pemimpin Umum UKPM Teknokra, Syendi Arjuna (Ilmu Pemerintahan’20) juga menjelaskan bahwa keadaan pers mahasiswa saat ini sangat miris. Menurutnya, pers mahasiswa terutama Teknokra yang sudah cukup tua, masih diragukan posisinya dan dianggap selalu menjelekan nama kampus.
“Sejak berdirinya di tahun 1977 sampai sekarang sudah 46 tahun. Tetapi posisi kita itu diragukan dan dianggap menjelek-jelekkan Unila. Padahal kita membawa kebenaran agar suatu kemungkaran itu bisa berubah. Yang mirisnya lagi, akademisi Unila yang harusnya paham hal-hal substansial seperti ini malah ikut untuk menjelek-jelekkan pers mahasiswa khususnya Teknokra,” jelasnya.
Syendi juga menambahkan bahwa peran pers mahasiswa termasuk dalam empat pilar demokrasi. Karena peran tersebut, ia berharap kedepannya pers mahasiswa bisa lebih kritis dalam menjalankan fungsinya.
“Harapannya kita sebagai pers harus kritis lagi jangan sampe kalah karena omongan-omongan itu, karena pendapat-pendapat sampah tentang Pers itu, kita harus bisa kritis lagi, dan gentar gitu nyalinya,” pungkasnya.
Penulis : Ummul Padillah
Penyunting : Sepbrina Larasati