Teknokra.co : Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Republica menggelar seminar nasional dengan menghadirkan Andovi Da Lopez bertajuk “Neo-Orba Gaya Baru: Gen Z Anti Bungkam” yang membahas peran Gen Z dalam mengemukakan suara di era saat ini. Acara berlangsung di Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Lampung (Unila) pada Sabtu (27/9).
Andovi mengungkapkan bahwa kata yang paling cocok untuk mendeskripsikan Gen Z adalah aware.Informasi yang didapat setiap hari melalui media digital membuat Gen Z dituntut untuk menganalisis segala hal.
“Satu kata untuk mendeskripsikan Gen Z Indonesia, aware. Perbedaan paling mendasar adalah jumlah informasi yang kalian dapatkan setiap hari. Aware kalian bisa tentang banyak hal, bisa soal politik, sosial, maupun ketidakadilan, karena dari HP yang kalian pegang,” ujarnya.
Ia melanjutkan, perbedaan generasi membawa perkembangan informasi yang pesat. Oleh karena itu, pengetahuan perlu ditingkatkan untuk menghindari potensi provokasi dari kebebasan berpendapat di media sosial.
“Kalau dulu kita nonton di TV, sekarang kita bisa scroll dan melihat apa pun dengan cepat. Saya berharap kebebasan berpendapat terus tumbuh sehingga kita bisa melihat berbagai cuitan netizen. Silakan dicermati bagaimana algoritma media sosial bertindak. Oleh karena itu, pengetahuan harus ditingkatkan agar tidak mudah terprovokasi,” katanya.
Andovi menekankan bahwa kebebasan berpendapat saat ini merupakan hasil perjuangan. Jika tidak diperjuangkan, kebebasan itu bisa hilang begitu saja.
“Kebebasan yang kalian dapatkan sekarang bukan kebebasan yang datang cuma-cuma. Kebebasan berpendapat bisa hilang kalau tidak diperjuangkan,” tegasnya.
Dalam diskusi, Andovi juga menyoroti isu pelarangan mahasiswa UI membawa banner saat wisuda.
“Jawaban saya sebagai manusia, asal bannernya tidak mengandung unsur negatif dan masih dalam batas wajar, itu hak mereka. Kalau saya sebagai mahasiswa, sangat ironis dengan apa yang dilakukan pihak UI. Kalau takut dengan banner, itu sangat memalukan,” ujarnya.
Ketua Pelaksana Seminar Nasional LPM Republika, Alkhansa Rizky Azzahra, menjelaskan bahwa, alasan pemilihan tema tersebut. Menurutnya, tema ini diangkat karena adanya kekhawatiran Gen Z yang kerap dibungkam ketika menyampaikan kritik.
“Alasan kami mengangkat tema “Neo-Orba Gaya Baru: Gen Z Anti Bungkam” ini karena kami melihat kekhawatiran Gen Z terhadap pembungkaman. Kita bisa lihat TikTok yang kena baned karena masalah demo kemarin. Tema ini diangkat agar mereka tidak takut lagi mengkritisi hal yang seharusnya dikritisi,” ungkapnya.
Salah satu peserta, Natasya Alya Febirika (Ilmu Komunikasi ’25), menyampaikan ketertarikannya mengikuti seminar tersebut. Ia juga mengaku telah mengikuti karya Andovi sejak duduk di bangku SMP.
“Saya merasa fun banget karena mengangkat isu Gen Z, di mana Gen Z harus bersuara dan tidak boleh dibungkam baik oleh pihak atas maupun pihak mana pun,” pungkasnya.