Tolak RUU TNI, Mahasiswa Lampung Lakukan Konsolidasi Pertama

Foto : Teknokra/ Andre Sumanto
41 dibaca

Teknokra.co : Mahasiswa Lampung melangsungkan konsolidasi pertama di Balai Rektorat Universitas Lampung (Unila), pada Selasa (18/03). Konsolidasi ini dilakukan sebagai langkah awal gerakan mahasiswa menyikapi Rancangan Undang-undang (RUU) TNI yang tengah menjadi sorotan.

Konsolidasi ini dihadiri oleh Forum Literatur (Forlit), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Bandar Lampung, Liga Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (LMID) Lampung, UKMF Mahkamah Universitas Lampung (Unila), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Lampung (Unila), UKM Medikum Universitas Bandar Lampung (UBL), Pilar Ekonomi Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB), Pers Komunikasi Universitas Lampung (Unila), Solidaritas Perempuan (SP) Sebay Lampung.

Haykal Rasyid, selaku pengurus Forum Literatur mengatakan bahwa hasil dari kesepakatan konsolidasi menolak RUU TNI ini akan dilaksanakannya aksi kamisan pada Kamis, 20 Maret 2025 mendatang.

“Kami sepakat untuk melakukan aksi kamisan. Teman-teman yang ada di Nasional, Provinsi, Kota dan Kabupaten lainnya akan serentak melaksanakan aksi kamisan juga pada 20 Maret 2025,” jelasnya.

Haykal juga mengungkapkan bahwa masih banyak lembaga internal maupun eksternal yang belum bergabung dalam diskusi mengenai RUU TNI. Oleh karena itu, mereka berencana mengundang lebih banyak lembaga dan Organisasi Kepemudaan (OKP) pada konsolidasi lanjutan yang dijadwalkan besok.

“Besok akan dilaksanakan konsolidasi lanjutkan dan fiksasi terkait aksi yang akan diadakan, dengan mengundang lembaga dan OKP lainnya untuk dapat bergabung. Karena masih banyak lembaga internal maupun eksternal yang belum ikut merespon isu RUU TNI,” ungkap Haykal.

Ia juga menjelaskan hasil dari pembahasan konsolidasi ini mengenai motif pengesahan RUU TNI yang dilakukan secara terburu-buru dan terkesan disembunyikan dari publik.

“Pembahasan terkait pasal-pasal kontroversial dalam RUU TNI dan motif pengesahan RUU TNI ini yang dilakukan terburu-buru dan sembunyi-sembunyi,” jelasnya.

Haykal juga menyoroti kasus pembubaran konsolidasi yang dilakukan oleh Universitas Lampung (Unila) di Lapangan Balai Rektorat pada Sabtu, (15/02). Ia menegaskan jika pada konsolidasi lanjutan besok akan ada upaya pembubaran paksa lagi maka mereka akan tetap bertahan dan melanjutkan konsolidasi.

“Unila sebagai lembaga pendidikan tinggi harusnya menjamin kebebasan akademik mahasiswa. Bukan justru menjadi aktor dalam membungkam dan membatasi kebebasan akademik itu sendiri. Jadi jika besok ada upaya pembubaran paksa kami akan bertahan dan tetap melanjutkan konsolidasi,” tegasnya.

Sementara itu, Wahyu Eka Saputra selalu perwakilan LMID mengharapkan mahasiswa lebih peduli lagi pada situasi nasional yang sedang terjadi saat ini dan mengawal kebijakan-kebijakan yang ada.

“Tujuan kami untuk mengawal ber-kolektif bersama kawan-kawan menghadapi isu-isu yang mencederai masyarakat. Mahasiswa bisa lebih peduli lagi pada situasi nasional yang sedang terjadi saat ini untuk mengawal kebijakan-kebijakan yang ada di masyarakat dan membela hak-hak masyarakat,” harapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

nineteen − 11 =