Teknokra.co: Tim Mobile Legends bentukan beberapa mahasiswa Unila, yakni Unila Zephyruz, berhasil menjuarai turnamen Mobile Legends yang digelar oleh Gubernur Lampung di Hotel Horison, pada Senin (19/12). Tim tersebut mampu menyingkirkan 64 kontestan lain dari sejumlah kampus dan sekolah di Lampung.
Beberapa anggota Unila Zephyruz diantaranya adalah; Sunandar (Pend’ Jasmani’19), Muhammad Yusuf Syamil (Teknik elektro’18), Muhammad Ridho Dinata Bariyus (Teknik Elektro’20), dan Afriandy Hasya (FMIPA’18).
Pada putaran 64 besar yang digelar pada 28-29 November, kompetisi digelar secara online. Unila Zephyruz berhasil melewati putaran tersebut, namun kemudian sempat menghadapi lawan berat di babak 16 besar saat menghadapi tim dari kampus Teknokrat. Unila Zephyruz akhirnya berhasil Comeback dengan skor 2-1.
“Kami menang Comeback 2-1, kesulitan dalam melawan tim Teknokrat, kalah dalam segi pemilihan Hero, Hero yang digunakan Teknokrat (Yaitu) Grock, Pharsa, Leomord, Irithel, dan Benedeta, sedangkan Hero yang digunakan Unila Zephyruz (Yaitu) Natalia, Gusion, Betrix, Paquito, Lylia,” tutur Sunandar, salah satu anggota tim.
Di babak semifinal, Unila Zephyruz berhasil menang, juga dengan skor 2-1. Pada putaran akhir di Grand Final, Unila Zephyruz keluar sebagai juara setelah menang 2-0 melawan tim dari UIN Raden Intan.
Berkat perolehan tersebut, Unila Zephyruz mendapatkan hadiah sebesar Rp. 15 Juta atas kemenangan mereka. Menurut Ridho, salah satu anggota Unila Zephyruz, kemenangan tersebut merupakan torehan yang membanggakan bagi timnya.
“Yang pastinya seneng banget sih karna itu kan turnya bergengsi juga ya, yang dimana itu juga untuk seluruh pelajar dan mahasiswa provinsi Lampung yang mengikutinya, dan Alhamdulillahnya Unila jadi nomer satu ya kan,” katanya.
Lebih lanjut lagi, menurut Ridho, timnya sebelumnya telah berlatih menghadapi sejumlah tim lain. “Scrim” merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut pertandingan persahabatan dalam Mobile Legend.
“Jadi untuk Scrim itu kita nanti kaya misalnya nih, kita nyari Scrimnya ada yang open misalnya persyaratannya 1000 ke atas poinnya,” jelas Ridho.
Awalnya ia mengaku tak didukung keluarga karena diminta fokus kuliah. Namun, ia merasa Mobile Legends tak menganggu perkuliahannya.
“Jadi kebetulan pas turnamen kemaren menang dan itu juga baru kali itu, kaya ya orangtua juga jadi sedikit mendukung juga perlahan,” tuturnya.
Meskipun mengatasnamakan Unila, namun Unila Zephyruz merupakan tim yang terbentuk diluar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) E-sport. Menurut Ridho, ia dan teman-teman mendaftarkan diri secara pribadi untuk masuk dalam kompetisi tersebut.
“Kalo untuk lomba yang ini kita bukan dari UKM e-sport Unilanya, (UKM) kayanya udah nggak terlalu aktif lagi, makanya kami daftar sendiri aja,” pungkas Ridho.