Usut Tuntas Kekerasan Fisik, Aliansi Mahasiswa FEB Lakukan Aksi Lanjutan

Foto : Teknokra/Andre
309 dibaca

Teknokra.co : Aliansi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila) menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Rektorat Unila pada Rabu, (28/5). Aksi ini merupakan lanjutan dari demonstrasi yang dilakukan pada Senin, (26/5) di depan Gedung D FEB. Dalam aksi kali ini, massa aksi memfokuskan tuntutan pada kasus dugaan perpeloncoan oleh senior Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel) yang menyebabkan meninggalnya Pratama (Bisnis Digital ’24).

Koordinator lapangan, Muhammad Zidan Al-Zakri (Manajemen ’23) menduga korban memiliki riwayat penyakit tumor otak. Hal ini diperparah ketika korban diduga diinjak kepalanya oleh salah satu senior saat kegiatan pengkaderan.

“Di kepala, karena memang di kepalanya tumbuh tumor otak ganas, kecil memang. Menurut kronologi yang dijelaskan korban sebelum meninggal, mereka diinjak kepalanya di sawah,” jelas Zidan.

Ia menambahkan bahwa terdapat enam korban dalam kejadian tersebut, termasuk Pratama. Para korban mengalami kekerasan fisik selama proses pengkaderan.

“Ada enam korban termasuk Pratama, dan juga ada yang gendang telinganya pecah. Selebihnya korban mengalami luka memar hampir di seluruh tubuh akibat dipukuli dan diinjak-injak,” tambahnya.

Zidan juga menuding pihak dekanat melakukan upaya pembungkaman, mengingat keluarga korban mengaku diminta mengikhlaskan kepergian anaknya serta menandatangani surat bermaterai.

“Keluarga korban mengaku diminta untuk mengikhlaskan anaknya oleh pihak dekanat, bahkan menandatangani surat di atas materai,” ungkapnya.

Selain itu, ia mengecam tindakan dekanat yang diduga mengintimidasi para demonstran dengan meminta daftar nama peserta aksi. Ia juga menyayangkan sikap dekanat yang belum menghubungi keluarga korban.

“Kami diminta menyerahkan daftar nama peserta dan diarahkan ikut UAS, seolah-olah nilai kami diancam. Kami juga kecewa karena sampai saat ini keluarga korban belum dihubungi pihak dekanat, padahal mereka telah berkomitmen untuk itu sejak aksi pertama,” keluhnya.

Menanggapi aksi mahasiswa, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Sunyono menyampaikan bahwa pihak rektorat akan membentuk tim investigasi untuk mengusut tuntas kasus ini. Ia menegaskan bahwa tim tersebut akan bersifat rahasia guna menghindari intimidasi dari pihak luar.

“Tadi katanya ada intimidasi dan sebagainya. Jangan sampai tim ini dipengaruhi oleh beberapa pihak,” ungkapnya.

Para demonstran juga menuntut agar pembentukan tim investigasi dilakukan secara transparan dan melibatkan mahasiswa. Mereka juga meminta agar pihak dekanat turut bertanggung jawab.

Prof. Sunyono juga menambahkan bahwa pihak kampus akan menemui keluarga korban melalui tim investigasi, dengan mempertimbangkan kondisi psikologis keluarga.

“Korban, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, insyaallah jika waktunya pas saya akan hadir. Sementara akan diwakili tim dulu, karena informasinya keluarga masih takut didatangi orang Unila,” jelasnya.

Dekan FEB, Prof. Nairobi menyatakan kesiapannya menandatangani pakta integritas apabila diminta oleh rektor. Ia mengaku belum memproses kasus karena tidak menerima barang bukti seperti foto atau pesan WhatsApp.

“Saya akan menandatangani pakta integritas kalau pimpinan saya yang minta. Kalau sampai barang bukti itu ke saya, pasti saya proses,” ujarnya.

Rektor Unila, Prof. Lusmeilia, turut hadir dalam aksi tersebut. Ia menegaskan akan membentuk tim investigasi dan menangani kasus ini secara serius.

Foto : Teknokra/Andre

“Kami akan membentuk tim investigasi untuk mengusut kasus ini. Tentu saja saya akan menangani segala kasus yang ada di universitas ini,” ujarnya.

Ia memastikan mahasiswa akan dilibatkan dalam proses investigasi dan pengumpulan barang bukti.

“Tentunya mahasiswa juga menjadi bagian dari tim investigasi. Ibu sudah baca barang bukti dari adik-adik, dan itu nantinya akan dikumpulkan,” tegasnya.

Prof. Lusmeilia juga menyampaikan bahwa proses investigasi akan dilakukan secepatnya. Ia menegaskan tidak akan ada intimidasi terhadap mahasiswa.

“Investigasi akan kami lakukan secepatnya. Kalian, adik-adik yang baik, jadi kami tidak akan melakukan intimidasi,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

eight + thirteen =