Buku : Termotivasi Jadi Mahasiswa ‘Gila’

458 dibaca

teknokra.co : Buku ini layaknya seperti ‘guide’ yang memandu mahasiswa untuk selamat sampai akhir kuliah. Wajib dibaca untuk anda yang ingin selamat di kampus” isi testimoni Wawan Herdiyanto, Trainer Trusco, dan Entrepreneur.

Itulah satu diantara testimoni yang dituangkan dalam buku karya Asrul Fauzi, mahasiswa Fakultas Ekonomi Unila angkatan 2007 ini.

Terlanjur Jadi Mahasiswa Mesti ‘Gila’ merupakan buku pertama yang ditulis Asrul Fauzi. Isinya seputar pengembangan dan motivasi diri. Di dalamnya diungkap, mahasiswa janganlah bertindak setengah-setengah.

Tulisan dalam buku ini mengulas pengalaman si penulis dalam liku kehidupannya. Bagaimana iamengatur diri sendiri dengan segala rutinitas yang dihadapi. Pesannya, jangan jadi mahasiswa biasa yang hanya terpaku pada rutinitas bangku kuliah dan kosan semata. Mahasiswa hendaknya mampu memainkan peran akademik, organisasi juga mampu berbisnis.

Buku setebal 233 halaman ini ditulis dengan semangat yang berapi-api, melalui bahasa yang lugas juga mengena pada konteks mahasiswa kekinian. Asrul membedakan mahasiswa berdasarkan pengamatannya dengan sebutan-sebutan yang unik pula, yaitu mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang), mahasiswa ini hanya memiliki rute kampus, kantin dan terakhir mendarat di kosan.

Ada juga istilah mahasiswa kura-kura (kuliah rapat-kuliah rapat). Mahasiswa tipe ini memiliki rute perjalanan cukup jauh alias tempat rapatnya banyak. Mahasiswa kubis (kuliah bisnis-kuliah bisnis), mahasiswa tipe ini memiliki jiwa usahawan yang selalu berpikir bagaimana mendapatkan uang dengan masalah kuliah yang variatif.

Mahasiswa kunang-kunang (kuliah nangkring-kuliah nangkring), tipe yang satunya hobinya nongkrong di mal-mal, café dan tempat favoritnya ruang karaoke. Terakhir adalah mahasiswa gabungan, mahasiswa tipe ini memiliki pola hidup seimbang. Mampu mengasah skill, nilai-nilai spiritual serta kemampuan sosial. Indikatornya, kuliah serius, namun tetap aktif mengembangkan diri melalui aktifitas organisasi.

Menjadi mahasiswa jangan takut untuk gagal. Semua orang tidak perlu menjadi malu karena berbuat kegagalan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya (A. Pope). Dengan begitu mental mahasiswa gila menjadi berlimpah. Bermimpi untuk sukses saat masih berstatus mahasiswa juga bagian yang penting dalam buku ini. Mahasiswa mesti gila mengefisienkan waktu, gila menciptakan tantangan baru, dan gila untuk bermimpi.

Siasat meraih mimpi juga dibahas mendalam lewat bahasa yang sangat akrab. Tak monoton, atau melulu berkiblat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pembaca bisa lebih dekat dan nyaman dalam membaca setiap ulasan. Namun bila yang membaca adalah orang-orang yang suka memperhatikan etika dalam menulis, buku jauh dari kata sempurna.

Bahasa terkesan bertele-tele, selalu mengulang kalimat yang sebenarnya bermakna sama dan mubazir. Tampilan buku ini juga tidak didukung dengan desain yang apik sehingga secara visual kurang sedap dipandang mata terlebih mengundang orang untuk berminat membacanya. Tapi judul yang unik dan kuat membuat kekurangan itu tertutupi. Judul Terlanjur Jadi Pembaca Mesti ‘Gila’ cukup menggelitik mahasiswa untuk membacanya.

Buku ini lebih didedikasikan penulis untuk pembaca mahasiswa yang sedang mencari jati diri dan identitas. Buku ini mestinya benar-benar sampai pada mahasiswa baru agar mendapat pencerahan dalam menjalani rutinitas di bangku perkuliahan.

Laporan : Ni’matus Shaumi

Exit mobile version