Ragam  

Rezeki Halal Lewat Sebar Koran

Rezeki dari Koran
277 dibaca

teknokra.co : Kamis, 29 Maret 2012, Pukul 07.30 tampak dua orang sedang sibuk menyusun tumpukan koran untuk di perdagangkan di lingkungan Kampus Unila. Keduanya merupakan Mahasiswa Unila.

Mereka mulai berjualan koran dari pukul 06.30 sampai koran habis terjual. Cuaca yang terik, polusi kendaraan yang pekat, dan ejekan dari mahasiswa bahkan dosen tidak menghalangi keduanya mahasiswa ini untuk berjualan koran setiap harinya.

Mujiasih (Pend Bahasa Indonesia’08) dan rekannya Sipriatin (Pend. Matematika ’06). Keduanya merupakan tim penjualan koran Lampung Post di Lingkungan Unila. Asih sapaan akrab Mujiasih, mengaku sudah berjualan koran Lampung Post sejak Febuary 2012. Sedangkan rekanya Sipriatin memulai berjualan koran sejak maret tahun ini.

Walaupun keduanya sibuk mencari uang tambahan dengan berjualan koran, namun hal ini tidak mengganggu perkuliahan. Dikarenakan mereka sudah semester akhir yang tidak ada lagi mata kuliah wajib yang harus mereka ambil.

Sebagai sebuah tim keduanya memiliki trik sendiri untuk menjajakan koranya. Asih yang setiap paginya selalu stand by dihalte Unila, sedangkan Atin sapaan akrab Sipriatin selalu berkeliling fakultas-fakultas yang ada di Unila. Mulai dari Fakultas Pertanian, Teknik, Ekonomi, FISIP, Hukum, MIPA dan berakhir di FKIP. Sedangkan untuk Fakultas Kedokteran tidak menjadi tujuannya berjualan koran

“Saya tidak keliling Fakultas Kedokteran, karena disana mahasiswanya study oriented. Yang selalu belajar dan peraktek. Yang tidak memungkinkan untuk membaca koran,” ujar Atin.

Tidak jarang saat berkeliling fakultas, Atin mendapatkan tanggapan yang cuek dari mahasiswa, tetapi ada juga yang ramah.

Menurut Asih sejak SMA ia harus membiayai hidupnya sendiri, karena kondisi orang tua yang tidak mampu dan kebutuhan hidup membuatnya harus berjualan untuk membiaya hidupnya sehari-hari. Jauh dari orang tua dan sudah terbiasa mandiri, tidak membuat dia patah arah untuk mencari uang. “Beasiswa yang tidak tepat sasaran, membuat saya harus putar otak untuk mencari uang,” tutur Asih.

Selain mendapat keuntungan materi,asih juga ingin membuktikan pada mahasiswa lain, bahwa tidak semua mahasiswa bisa membagi waktu dan mau berjualan koran,” tutur Atin.

Senada dengan asih, atin juga berjualan koran untuk kebutuhan hidup, saya ingin cari pengalaman selagi masih gadis belum menikah .”selagi itu halal dan juga di ridhoi Allah saya akan terus berjualan koran”, ungkap Atin.

Dari penjualan satu koran,asih dan atin mendapat kuntungan Rp 200 yang di terima setiap bulanya. Disamping itu keduanya mendaapatkan uang makan Rp 15.000 perhari.Namun tak jarang koran yang mereka jajakan tidak habis dijual, terkadang keduanya harus menombok untuk memenuhi hasil setoran. “Pernah saya nombok terbanyak itu 36 koran x Rp 700, jadi Rp25,200,” ujar Asih.

Sistem penjualan mereka adalah mereka memesan berapa banyak koran yang akan diperdagangkan. Misalkan mereka memesan 200 examplar koran, dan dikirim 220 koran. Maka 20 koran tersebut menjadi bonus untuk mereka. “Kami bisa disebut juga sales atau SPG Lampung Post”, ungkap Asih.

Atin juga mengungkapkan bahwa grafik penjualan koran ini adalah naik setiap harinya. Contohnya saja saat hari pertama, mereka menjual 130 exemplar koran, lalu hari kedua mereka menjual 170 exemplar, 209 exemplar dihari keempat, 220 exemplar dihari kelima, dan seterusnya. “Sebenarnya koran Lampung Post yang kami jual ini, khusus untuk mahasiswa bukan untuk masyarakat umum. Tetapi kenyataan dilapangan berbeda. Banyak bapak-bapak yang bukan mahasiswa membeli koran Lampung Post ini”, ungkap Atin.

Untuk Mahasiswa di hargai khusus Rp 1000 ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca mahasiswa. Selain mendapat ilmu dan informasi dari dosen dikelas,mahasiswa juga mendapatkan informasi dari koran. “Dengan berjualan koran ini saya belajar berani untuk mencoba, ujar Atin. Selain itu juga kami mendapatkan informasi gratis dengan membaca koran setiap harinya. Saya juga dapat berinteraksi dengan orang yang berbeda-beda tiap harinya,” ujar Asih menambahkan. *

Selain berjualan koran keduanya juga mengajar Private anak sekolah jika ada panggilan untuk mengajar. Saat ini keduanya mengku enjoy dengan aktivitas yang mereka lakukan sekarang sembari bimbingan menyelesaikan skripsi.Banyak suka duka yang yang dialami selama berjualan koran. Ejekan dari dosen dan mahasiswa pun sudah menjadi kebiasaan tiap harinya. Namun tidak menghalangi keduanya untuk terus berjualan. Ejekan-ejekan tersebut dijadikan motivasinya untuk terus mengais rezeki yang halal.

Laporan : Yurike P.S

Exit mobile version