Kampus  

KKN Yang Harus Di Koreksi

266 dibaca

tek-Online: Kuliah kerja nyata (KKN) merupakan matakuliah yang kembali diadakan mulai tahun 2009 lalu setelah sebelumnya KKN di tiadakan sejak 1999. KKN kini dirancang berbeda dari sebelumnya, yaitu dengan format KKN tematik,

kini setiap mahasiswa mendapatkan tema KKN yang berbeda di masing masing lokasi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah tempat berlangsungnya KKN.

Sebagai wujud pengabdian mahasiswa kepada masyarakat dalam menerapan ilmu dan pengetahuan yang telah di peroleh dari universitas menjadi alasan KKN penting untuk kembali diadakan. Namun dalam pelaksanaannya KKN seperti tidak belajar dari pengalaman pelaksanaan KKN yang pernah diadakan. Pelaksanaan KKN yang sudah berjalan selama dua periode dan di telah di ikuti sekitar 2.600 mahasiswa masih meninggalkan bebera permasalahan.

Ketidaksesuaian tema KKN dengan kondisi daerah tempat KKN masih dirasakan oleh beberapa kelompok. Hal ini dikarenakan masih kurangnya koordinasi yang dilakukan penyelenggara KKN dengan pemerintah daerah tempat berlangsungnya KKN. Selain itu permasalahan teknis pelaksanaan KKN pun masih ditemui disetiap periode pelaksanaan, seperti adanya dosen pengawas lapangan yang tidak melakukan pemantauan kepada kelompok KKN yang telah menjadi tanggungjawabnya, hingga ketidakjelasan akomodasi yang dirasakan oleh mahasiswa.

Kebijakan manaikan dana KKN sebesar 250 ribu menjadi 650 ribu pada pelaksanaan KKN periode ke dua tidak bisa dielakan. Namun kenaikan dana KKN pun tidak menjamin masalah masalah KKN sebelumnya dapat teratasi. Transparasi dana KKN kini menjadi pertanyaan, karena tidak adanya rincian yang diterima oleh peserta KKN. Kanaikan dana juga dirasa masih tidak sesuai dengan biaya akomodasi di lapangan, masih banyak peserta yang harus mengeluarkan dana tambahan karena tidak mendapat biaya transportasi yang seharusnya diterima. Dan kenaikan dana KKN juga tidak berarti membebaskan biaya pelaksanaan progja yang memang di tanggung mahasiswa.

Dengan tujuan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Kuliah kerja nyata (KKN) ,lembaga penelitian dan pengembangan (LITBANG) ukpm Teknokra telah melakukan survey kepada 175 mahasiswa yang telah mengikuti KKN pada periode pertama dan kedua.

Dari hasil survey, sebanyak 58,3 persen peserta KKN menyatakan dana pendaftaran tidak sesuai dengan akomodasi yang didapatkan selama KKN, dan hanya 36,3 persen yang menyatakan dana pendaftaran sesuai dengan biaya akomodasi. Sementara 5,1 persen memilih tidak menjawab.

Hasil survey juga mendapatkan sebanyak 82,5 persen mahasiswa tidak mengetahui rincian dana yang di keluarkan untuk pendaftaran KKN, hanya 16,2 persen mahasiswa yang mengetahui rincian dana dengan mencari informasi sendiri dan 1,3 persen tidak memberikan jawabanya.

Terlepas dari permasalahan KKN yang ada , sebesar 88,0 persen mahasiswa yang telah merasakan KKN menyatakan setuju untuk dilaksanakan KKN untuk periode berikutnya. Responden dan hanya 12,0 persen dari jumlah responden yang tidaksetuju KKN diadakan kembali.

Dari 88,0 persen responden yang menyatakan setuju, sebanyak 51 persen responden beralasan KKN harus tetap diadakan karena merupakan wujud pengabdian langsung mahasiswa kepada masyarakat, 23,2 persen menyatakan KKN merupakan wadah pematangan kepribadian dengan masyarakat sebelum lulus, dan 25,8 responden memilih alasan lainny.

Sedangkan dari 12,0 persen responden yang menginginkan KKN untuk ditiadakan, sebanyak 19 pesen beralasan kebutuhan di lapangan tidak sesuai dengan ilmu yang di dapatkan, 14,3 persen menganggab KKN hanya sebagai formalitas, 9,5 persen beralasan KKN memperlama masa studi, 9,5 persen responden menolak KKN karena sulit menerapkan ilmu yang didapat di kampus, dan sebesar 47,7 persen memberikan alasan lain yang berkaitan tentang terlalu besarnya biaya KKN dan prosedur yang rumit sehingga menginginkan KKN ditidakan.

Semoga dengan adanya poling yang ditujukan untuk mewakili pendapat mahasiswa yang telah mengikuti KKN, koreksi dapat dilakukan oleh tim penyelenggara yang telah ada. Dengan harapan pelaksanaan KKN berikutnya akan lebih baik dari yang telah terlaksana dan bena benar dapat menjadi sebuah wujud pengabdian langsung mahasiswa kepada masyarakat sebagai generasi yang diharapkan menjadiagen of change.

Oleh: Alvindra

Supervisor : Rudiyansyah

Enumerator : Puspa Ayu , Fadhilah K, Farhan, Faris Y, Hayatun, M. Faza, M. Tara M, Tri U, Yenni Hernaini, Yovi Lusiana,

Exit mobile version