Mamak kenut yang diperkenalkan kembali oleh Udo Z Karzi ini, merupakan tokoh yang dapat mengekspresikan suasana batin orang Lampung. Diskusi bedah buku Mamak Kenut ‘Orang Lampung Punya Celoteh’ dan buka bersama di Unila diadakan Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa Teknokra Senin, (30-7) di lantai 1 Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Unila. Acara ini dihadiri oleh Pembantu Rektor III Unila Prof Sunarto, Iqbal Hilal, Ketua Pusat Studi Budaya Lembaga Penelitian dan Budi Santoso Budiman, mewakili Antara Lampung selaku pembahas, serta pengarang buku Mama Kenut Zulkarnain Zubairi. Kegiatan yang dimoderatori oleh Oki Haziansyah, mahasiswa Program Doktoral Universitas Diponogoro ini juga mengundang unit kegiatan mahasiswa internal maupun eksternal.
Dalam perkembangannya, tokoh mamak kenut semakin pudar eksistensinya. Beberapa masyarakat Lampung pun semakin jarang yang mengenal tokoh ini. Untuk memperkenalkannya kembali, Udo Z Karzi, menerbitkan buku “Mamak Kenut, Orang Lampung Punya Celoteh.”
Selain bermaksud untuk mempererat silaturahmi antar-mahasiswa, juga ingin memperkenalkan kembali tokoh yang sempat tak dikenal ini. Sehingga peserta dapat meneladani kepribadian tokoh mamak kenut melalui bedah buku ini.
Pembantu Rektor III Unila Prof. Sunarto mengaku senang diundang dalam kegiatan ini dan mengapresiasi karya Udo Z. Karzi. “Bukan bukunya yang mahal, tapi ide dari suatu karya yang mahal,”
Pemimpin Umum Teknokra Dian Wahyu Kusuma mengatakan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk lebih mengenalkan dan melestarikan budaya tradisi budaya lampung, sebagai ajang silatuhrami antar Lembaga Pers Mahasiswa serta alumni UKPM Teknokra Unila, dan sebagai silahturahmi antar mahasiswa di Unila. Penulis mengawali karir menulisnya melalui Unit Kegiatan Pers Mahasiswa Teknokra Unila kemudian menjadi wartawan Lampost hingga dapat menulis kolom nuansa. Ia merupakan wartawan penyair yang pernah menerima Hadiah Sastra Rancage 2008.
Menurut Iqbal Hilal buku ini sangat bagus mengupas tentang sosial politik. “Udo piawai mengungkap, merakit peristiwa dari tokohnya,” tambah Hilal.
Bagi Oki Haziansyah masyarakat Lampung harus berbangga ada seseorang yang berdedikasi menunjukkan kebudayaan Lampung. “Isu-isu dalam buku juga mudah dipahami,” ucap Oki.
Ada yang menarik dalam kegiatan ini, sambil menikmati menu berbuka puasa tamu undangan yang hadir dihibur oleh Percussion and Cetik on the street oleh Sanggar Kerti Bhuana.
Oleh : Lutfi Yulisa