Meletakkan Mimpi di Sepatu Roda

Suci Arodity
338 dibaca
Foto: Repro Intenet

teknokra.co: On your mark, ready go!,” teriak gadis berambut panjang itu sambil meniupkan pluit. Anak-anak yang sejak tadi sudah bersiap pun mengikuti arahan pelatih.

Mereka meluncur menggunakan sepatu roda melewati sebelas traffic cones yang disusun berbaris lurus.

Beberapa anak terlihat sudah piawai melewatinya. Namun, ada yang memilih berbalik arah sebelum cones yang harus mereka lalui habis karena belum bisa menirukan gerakan berbelok sang pelatih.

“Lihat kak Popo ya,” ujar gadis itu sekali lagi sembari meluncur zigzag melewati traffic cones. Anak-anak berusia 7-15 tahun itu pun riuh dengan tepuk tangan sembari takzim memeperhatikan gerakan pelatihnya.

Suci Aprodity, mahasiswa jurusan Ilmu Admisistrasi Negara 2011 ini sudah sejak kecil berhasil menaklukkan sepatu roda. Kesulitan permainan ini justru membuatnya tertantang menggeluti dunia sepatu roda. Tekad untuk membuat anak didiknya berprestasi membuat Suci makin bersungguh-sungguh. Kini, ia tak hanya mehir meluncur di sepatu roda. Suci juga memberikan waktunya untuk melatih anak yang punya kegemaran pada sepatu roda. Seperti pagi itu, Minggu (24/6), ia melatih anak-anak meluncur dengan sepatu roda di Lapangan Saburai, Bandar Lampung.

Meski sempat vakum beberapa tahun, mahasiswi yang akrab disapa Popo ini kembali menggeluti sepatu roda sejak menjadi mahasiswa baru. Berawal dari ajakan temannya, ia tertarik bergabung dan mengisi waktu luangnya untuk berlatih.

Wanita bermata sipit ini mengaku sepatu roda bukanlah olahraga yang mudah untuk digeluti. Menurutnya, butuh latihan keras dan keberanian untuk bisa menaklukkan permainan ini. Awalnya, ia sering terjatuh hingga lutut kakinya memar. Namun, hal itu tak membuat Popo kapok. Satu tahun belajar secara otodidak, ia mahir dalam beberapa teknik bersepatu roda.

Tahun lalu, ia mendapat kesempatan mengikuti kejuaran sepatu roda tingkat nasional di Semarang. Kejuaraan ini mengantarkannya menjadi juara II kategori classic slalom senior women, juara IV slide slalom senior women, dan juara V screet cross slalom senior women.

Tak lama setelah menyabet juara tersebut, di tahun yang sama Popo mengikuti Indonesian Rookie Championship dan menyebet tiga kemenangan sekaligus. Kemenangan yang ia raih, yakni juara II speed slolam senior women, juara IV slide slalom senior women, dan juara VI screet cross slalom women.

Usai kejuaran itu, ia tak ingin mendalinya sekadar menjadi bukti prestasi. Popo ingin membuat perubahan yang lebih besar. Ia mendirikan club Wheeling Lampung Inline Skating bersama rekannya, Razi dan Febriyanto. Clum ini resmi terbentuk pada 19 Januari 2013. Club ini didirikan demi regenerasi atlet sepatu roda. Mereka mengumpulkan anak-anak yang menyukai sepatu roda dan memberika latihan gratis setiap akhir pekan.

Kegigihan Popo melatih anak-anak hingga mahir sepatu roda membuahkan hasil. Meski clubnya belum memiliki lisensi, namun 14 anak didiknya sudah pernah mengikuti kejuaran tingkat nasional. Bahkan, beberapa diantaranya berhasil menjadi juaran dalam kompetisi tersebut.

Saat ini Popo bahkan menjadi atlet sepatu roda wanita, pengajar, sekaligus pendiri clum sepatu roda satu-satunya di Lampung. Ia ingin atlet sepatu roda berkualitas bermunculan di Lampung sebagai penerus perjuangannya.

Laporan : Yola Septika

Exit mobile version