Silika dari Sekam Padi

Foto: Repro Internet
270 dibaca
Foto: Repro Internet
Foto: Repro Internet

Data Food and Agriculture Organization (FAO) tahun 2010 mencatat, Indonesia memanen padi sebanyak 58,3 juta ton per tahun. Sekam padi yang dihasilkan mencapai 20 persen, namun terbuang dan kurang dimanfaatkan.

Hal ini yang membuat resah Washington Simanjuntak. Sejak kecil ia berfikir bagaimana caranya memanfaatkan sekam padi yang dihasilkan dari sawah orang tuanya. Sekam padi yang menumpuk di sawah-sawah seolah tak ada harganya. “Saya terus berfikir bagaimana caranya sekam padi yang tidak ada harganya ini bisa dimanfaatkan,” tutur Dosen Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) itu.

Pada 2007 lalu, ia dibantu dua Dosen Kimia FMIPA, Prof Irwan Ginting dan Kamsiyah melakukan penelitian. Tujuannya mengetahui kandungan pada sekam padi. Harapannya terjawab. Hasilnya, diperoleh data adanya kandungan silika nabati dalam sekam padi yang mencapai 20 persen. “Seratus gram sekam padi menghasilkan 20 gram silika murni,” tuturnya. Silika murni banyak kegunaannya. Umumnya sebagai bahan campuran kaca dan keramik.

Bahan pembuatan silika dari sekam padi ini terdiri dari sekam padi, larutan Kalium hidroksida (KOH), dan larutan asam sianida (HCN) atau asam klorida (HCl). Proses kerjanya diawali dengan merendam sekam padi menggunakan air panas selama 2 jam. Lalu mulai disaring dan dicuci 3-4 kali dengan air panas.

Hasilnya lalu diekstraksi. Sekam padi dimasukkan ke dalam alat labu erlenmeyer (labu ukur) kemudian ditambahkan KOH 5%. KOH berfungsi memisahkan kandungan silika dengan senyawa lainnya pada sekam padi. Hingga terbentuk zat padatan (sol) berwarna hitam kecoklatan. Pada proses ini masih banyak kandungan bahan organiknya.

Berikutnya ditambahkan asam, dapat digunakan HCN atau HCl 10%. Kemudian terbentuklah gel yang berwarna coklat. Gel merupakan zat cair dalam medium padatan. Gel kemudian didiamkan selama 24 jam, lalu dicuci dengan air panas. Proses pencucian ini dilakukan 3 sampai 4 kali agar zat pengotornya hilang, lalu disaring menggunakan kertas saring dan dikeringkan pada suhu 110 derajat celcius selama 6 jam. Barulah diperoleh silika murni dengan bentuk serbuk berwarna putih.

Sisa sekam yang telah diambil silikanya menjadi lebih lentur sehingga dapat dimanfaatkan. Kegunaannya dapat dibuat menjadi papan partikel yang bisa digunakan sebagai pengganti papan atau kayu lapis.

Silika juga digunakan sebagai katalis dalam pembuatan biodiesel (energi terbarukan yang dibuat dari minyak nabati) yang berguna sebagai sumber alternatif pengganti bahan bakar diesel. Proses pembuatannya tergolong mudah. Sekam padi dilarutkan dalam KOH sampai dihasilkan sol. Lalu dimasukkan serbuk seperti besi, nikel dan titanium. Proses ini menghasilkan katalis heterogen, yaitu besi silika berwarna kuning, nikel silika berwarna kecoklatan, dan titanium silika berwarna putih. Umumnya dalam pembuatan biodiesel digunakan katalis asam atau basa. Namun katalis tersebut sangat korosif (rusak akibat reaksi kimia) sehingga tidak ramah lingkungan.

Silika juga sebagai bahan dasar dari karbosil. Karbosil merupakan campuran dari karbon dengan silika. Kedua unsur tersebut berfungsi sebagai adsorben atau penyerap. Sehingga kedua unsur yang sama-sama suka menyerap digabungkan akan menjadi bahan dengan penyerapan yang baik.

Karbosil ini telah diujicobakan untuk menyerap garam-garam dalam air laut. Kandungan garam seperti Natrium Klorida (NaCl) dalam air laut sangat melimpah. “Saat ini untuk mendapatkan air bersih sangat sulit, banyak orang yang kesulitan mendapatkan air bersih,” tuturnya.

Karbosil ini juga telah diujicobakan di laboratorium. Metode yang digunakan dalam pembuatan karbosil ini adalah metode pirolisis dengan cara pemanasan tanpa memerlukan oksigen. Hasil sampingnya berupa asap cair yang dapat digunakan untuk menggumpalkan getah karet.

Pembuatan silika dari sekam padi ini masuk Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2010 lalu di Bali. Mahasiswa yang mewakilinya, Gia Yustika KA (Kimia’07), Fadhila Theresia S (Fisika’06) dan Violina Sitorus (Fisika’08).

Meski tak mendapatkan juara, selama 2 tahun penelitian ini telah mendapat bantuan dana penelitian. Seperti hibah strategis, kompetensi dan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKMP).

Mengenai silika dan proses pembuatannya akan segera dibukukan. Washington dibantu Prof Irwan Ginting menggarapnya dari tahun 2009 dengan judul Potensi Produk Industri Berbasis Sekam Padi. “Buku ini masih dalam proses penggarapan, sekarang sudah 80%,” ujarnya.

Harapan Washington, akan banyak lagi orang yang meneliti Sumber Daya Alam (SDA) di sekitarnya. “Sebenarnya Indonesia ini adalah harta karun, tapi sayang Indonesia kurang peka terhadap hasil SDAnya,” tuturnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

thirteen − four =