Aksi Tabur Bunga Mahasiwa Unila Kritik tak Diakuinya Keberadaan BEM & DPM

Teknokra/M. Rifqi Mundayyin
422 dibaca

Teknokra.co: Mahasiswa Universitas Lampung (Unila) melakukan aksi tabur bunga di Bundaran Unila, Senin (11/04). Aksi tersebut bertujuan untuk mengkritik sikap rektorat yang enggan mengakui keberadan Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas Lampung.

Yuhiqqul Haqqa (Fakultas Hukum’19), salah satu peserta pada aksi tersebut menuntut pihak rektorat agar membuka hati terhadap permasalahan demokrasi di Unila.

“Tuntutan yang dilakukan adalah agar segera menyelesaikan masalah pengesahan BEM yang sudah berlaku, dan juga DPM. Dan tolong berikan kejelasannya, karena BEM dan DPM yang ada sekarang itu kan juga  merupakan sebuah hasil dari pada Pemira yang ada di tahun sebelumnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, menurutnya terdapat pesan khusus terhadap pemaknaan aksi tabur bunga tersebut.

“Makna dari tabur bunga ini sendiri adalah tidak menghargai adanya sebuah demokrasi,” lanjutnya.

Aksi tersebut juga mendapat berbagai tanggapan dari mahasiswa lain, salah satunya Rahmawati (Pend Bahasa dan Sastra Indonesia’20) yang merasa resah akan vakumnya BEM selama dua tahun belakangan.

“Memang kekosongan BEM Universitas merupakan salah satu hal yang sangat membuat gerakan-gerakan mahasiswa Unila ini seperti dibungkam secara perlahan. Sehingga aspirasi-aspirasi masyarakat Lampung ini satu tahun yang lalu kita sama sekali tidak bisa menyampaikan aspirasi itu,” tuturnya.

Mahasiswa lain, Siti Masroni (Penyuluhan Pertanian’19) mengkritik permasalahan mahasiswa yang ada. Ia pun berharap ada perbaikan terhadap demokrasi di lingkungan kampus Unila.

“Hal ini kami lakukan dengan harapan seperti yang kita ketahui bahwa negara ini adalah negara demokarasi, masa iya tidak ada pemimpin organisasinya atau BEM-nya, seharusnya kita ada dalam hal ini sebagai bentuk dari kebebasan demokrasi,” katanya.

Exit mobile version