Angka Covid-19 Masih Tinggi, Wisuda Periode VI Unila Tidak Dihadiri Keluarga

Wisuda Universitas lampung tidak boleh dihadiri orang tua karena angka Covid 19 masih tinggi
335 dibaca

 

teknokra.co :  Universitas Lampung (Unila) berencana akan kembali melaksanakan wisuda periode VI pada Sabtu, (16/07) di Gedung Serba Guna (GSG) Unila. Berbeda dari tahun sebelumnya, pelaksanaan wisuda yang akan meluluskan sebanyak 939 wisudawan ini akan dilaksanakan secara langsung dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Namun disamping itu, berdasarkan keputusan rapat senat yang laksanakan pada tanggal 27 Juni 2022 lalu, calon wisudawan tidak diperkenankan untuk didampingi oleh orang tua ataupun keluarga.

Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan, Hero Satrian Arif menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena angka penyebaran Covid-19 di Lampung masih tinggi. Selain itu, Ia juga menerangkan bahwa nantinya orang tua dari calon wisudawan dapat hadir pada saat acara yudisium dimasing-masing Fakultas

“Berdasarkan rapat senat kemarin bersama ketua senat, WR 1, dan para Dekan, sudah disepakati bahwa untuk wisuda kali ini kita mencoba untuk offline, tapi orang tuanya hadir saat yudisium di Fakultas,” ujarnya.

Selain karena masih tingginya angka penyebaran Covid-19, Hero juga menjelaskan bahwa ruangan GSG tidak akan mampu menampung jumlah mahasiswa dan orang tua.

“Kapasitas GSG juga kan terbatas kalau dimasukin gak akan muat makanya orang tua kita arahkan ke Fakultas masing-masing untuk acara yudisium,”jelasnya.

Aturan ini menuai berbagai tanggapan dari para calon wisudawan, salah satunya datang dari Ayu Wandira (Pend. Kimia’17), Ia merasa sedih karena orang tuanya berharap bisa menyaksikan kelulusan anaknya secara langsung.

“Sebenarnya sedih ya, padahal Ibu dan Bapak berharap banget bisa menyaksikan prosesinya didalam gedung. Apalagi saya dari daerah Pagar Alam, Semsel. Pasti orang tua pengen banget ngeliatnya,” keluh Ayu saat dihubungi via WhatsApp pada 7/7/2022.

Hal serupa juga dirasakan calon wisudawan Ahyarudin (Agribisnis’18). Ia merasa bahwa momen wisuda merupakan hal yang sakral. Ia juga sangat menyayangkan jika momen ini tidak dihadiri oleh para orang tua.

“Sebenernya sedih sih, karena momen sekali seumur hidup, terus orang tua gak liat langsung anaknya mindahin toga. Kemudian anaknya disebut sebagai lulusan terbaik misalnya. Tapi ya balik lagi, kebijakan ini mungkin untuk kebaikan kita juga ya.” Ungkapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 − 1 =