Teknokra.co : Pemungutan suara pada Pemilihan Raya (Pemira) Fakultas Keguruan Dan Ilmu pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) berlangsung ricuh di Gedung J Unila pada Jumat, (22/12). Hal tersebut terlihat dari beberapa mahasiswa mengejar para oknum provokator tak dikenal yang diduga telah memukul salah satu mahasiswa saat antre berlangsung. Tak hanya itu, sepantauan Teknokra suasana makin terlihat tak kondusif, lantaran barisan antre kurang strategis sehingga para mahasiswa mengantre terlalu lama.
Diketahui, pemungutan suara dimulai dari pukul 08.00 WIB, yang disediakan tiga bilik suara dengan satu baris antrean, yang hingga menjelang sore antrean tersebut masih terlihat panjang dan penuh. Kondisi yang makin ricuh, membuat antrean sempat diberhentikan, sehingga sebagian mahasiswa tak sempat lagi untuk memberikan hak suara.
Banyak mahasiswa yang mengeluh, lantaran telah menunggu hingga berjam-jam lamanya. Tak sedikit mahasiswa yang merasa geram, lantaran sistem pemungutan suara yang diatur panitia dinilai kurang efektif, hingga memicu kondisi yang berlangsung tak kondusif.
Salah satu mahasiswa yang mengeluhkan hal tersebut, ialah Ummu Darda (PGSD). Dirinya mengatakan, bahwa ia telah antre hampir lima jam, namun tak kunjung memasuki area bilik suara.
“Saya sendiri itu dari jam 9 di sini, tapi nggak maju-maju sama sekali, udah sampai jam 13 ini juga belum, KTM aja diliat aja belum”, keluhnya.
Menurutnya, sikap panitia juga kurang tanggap, hingga memicu suasana makin keruh.
“Nggak ngerti, malah diem aja nggak tau mikirin apa panitia itu”, tambahnya
Selain itu, M. Arya Nata Raharjo (Pend. Fisika) dirinya protes dengan barisan yang diatur panitia sangat kurang strategis.
“Kalo dari panitia sendiri sih mereka mintanya satu baris gitu, nah sementara ini kan massa-nya banyak yang mau milih, jadi kalo mau dibikin satu baris kan nggak mungkin tuh sampai ujung sana terlalu panjang jadinya,” ujarnya.
Ia menuturkan, bahwa seharusnya panitia telah lebih dulu mengatur strategi dan survey lokasi yang tepat untuk pemungutan suara.
“Jadi ya harusnya sih panitia udah dari awal udah nyiapin gitu barisan karena ini kan masa FKIP kan banyak ya dan pemilihan ini diadain di Aula J, jadi harusnya panitia sudah survey lapangan dong untuk nentuin antrean untuk pemilihan nanti gimana,” katanya.
Arya juga menyinggung kinerja panitia yang masih diragukan, lantaran belum bisa mengatasi persoalan tersebut.
“Saya rasa panitia yang masuk ke dalam panitia pemilihan itu, udah lewat jalur seleksi, artinya udah ada kompetensi untuk ngurusin kayak gini, tapi kalo kayak gini artinya masih ada kesalahan dari panitia itu sendiri ya,” singgungnya.
Saat dimintai keterangan oleh Reporter Teknokra, pihak Panitia masih enggan untuk berkomentar, dan sulit untuk dimintai keterangan yang jelas.