Apa Salah Buah Melon?

666 dibaca

teknokra.co: Tak sempat saya mengunjungi Agrowisata yang terletak di Universitas Lampung, ternyata lahan perkebunan buah melon itu sudah dibongkar. Padahal Agrowisata Unila itu baru dilaunching pada 2 September 2020 lalu.

Kebun buah melon yang sempat viral itu ternyata sudah ditutup untuk diperbaiki agar bervariasi. Agrowisata itu sempat ramai diserbu oleh para pengunjung yang ingin berwisata dengan nuansa perkebunan ditengah hiruk pikuk Kota. Bahkan Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim juga kepincut untuk memetik buah melon dengan suami tercintanya.

Pagi ini (24/11/2020) saya membaca SKH Lampost yang mengatakan “Varietas Agrowisata Unila Diperbanyak” artinya proyek ini akan berkelanjutan, kabarnya nanti tak hanya dapat memetik melon, wisatawan juga dapat memetik cabe-cabean dan terong-terongan. Wah! Pasti asyik ya.

Pecinta melon jangan khawatir, buah melon akan tetap menjadi primadona bagi para pelancong Agrowisata itu. Selain rasa buahnya yang nikmat, dilansir dari alodokter.com buah melon juga mengandung nutrisi yang cukup baik bagi tubuh, didalamnya terdapat kandungan kalium, asam folat, protein, vitamin C, beta-karoten dan magnesium.

Betapa banyak kandungan nutrisi yang terdapat didalam buah berwarna kuning ini, apalagi ditengah pandemi covid-19 kandungan vitamin C di dalam buah melon itu bermanfaat guna memperkuat imunitas tubuh. Supaya kekebalan tubuh makin meningkat.

Ide brilian yang ‘mungkin’ sedikit banyak konsep ini lahir setelah mendiskusikannya dengan Dekan Fakultas Pertanian dengan konsep “Agrowisatanya” dan menerima masukan dari Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lampung soal kandungan nutrisi didalam buah melon. Saya pikir begitu.

Namun dari dua rilis media online Lampung yakni suluh.co dengan judul “Hasil Tak Memuaskan, Agrowisata Unila Dibongkar” dan dari kantor berita lampungpro.co berjudul “Sempat Viral di Masyarakat, Kebun Agrowisata Unila Dibongkar Karena Bermasalah”

Timbul pertanyaan menarik atas dasar pemberitaan itu, pertama, siapa yang tidak puas akan kebun melon itu? Padahal kebun itu viral dan cukup menyita perhatian. Kemudian mengapa ada yang tidak puas? Apa yang belum memuaskan itu?

Kedua, kebun melon itu dibongkar karena dianggap bermasalah, waduh! Siapa yang bermasalah dengan kebun melon? Apa kesalahan buah melon sehingga ada yang mempermasalahkannya? Kasihan sekali buah melon.

Padahal selain ramai pengunjung, dengan adanya Agrowisata itu dapat mengedukasi masyarakat untuk rajin mengkonsumsi buah-buahan. Harga tiket masuk Agrowisata itu per orang hanya Rp. 10.000 dan jika ingin memetik buah melon itu cukup membayar Rp. 10.000-20.000 per kilogram. Cukup terjangkau bukan?

Selain sehat, Agrowisata itu pun menambah penghasilan Unila dari tiket dan menjual buah, bernilai ekonomis. Tentu gerakan agrowisata ini harus diperluas, agar generasi milenial yang akan menghadapi bonus demografi tertarik untuk berkebun buah-buahan. Tak hanya melon, bisa jadi klengkeng atau buah naga.

Mungkin Unila punya rencana untuk memberikan tipsnya kepada generasi muda supaya giat berkebun, materinya sederhana, mulai dari perencanaan (modal), pengerjaan, musim panen, dan berujung pada keuntungan yang didapat. Menarik bukan?

Eits! Iya juga, modal dan keuntungan Agrowisata itu berapa ya?

Opini: Ismi Ramadhoni
Mahasiswa FH UNILA

Exit mobile version