Bela Negara dan Cegah Radikalisme Bersama Hadirin Suryanegara

262 dibaca

 

teknokra.co : “Radikalisme muncul karena manusianya kehilangan akhlak. Akhlak merupakan bagian pokok dalam muslim maupun agama lain,” ujar Sekretaris Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset-Dikti, Dr. H. Hadirin Suryanegara pada kuliah umum Bela Negara dan Radikalisme yang diselenggarakan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung di Gedung Dekanat FMIPA lantai II.

Hadirin Suryanegara mengatakan, radikalisme erat kaitannya dengan agama, karena hal ini dianggap sensitif lantaran masyarakatnya memiliki agama yang beragam. “Semua orang memiliki hak, dan berbeda pendapat itu pasti. Baiknya semua berpendapat sebagai bahan pertimbangan, namun bukan juga mendominasi,” ujarnya.

Dia menuturkan beberapa hal yang dilakukan pemerintah untuk mencegah radikalisme. Antara lain melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional yang mengedepankan aspek pendidikan. Seperti pengajaran sejarah pembentuk bangsa, nilai-nilai patriotisme, cinta tanah air, semangat bela segara serta budi pekerti. Selain itu, memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.

Menurutnya, Indonesia memiliki ancaman dari dalam maupun luar, hal ini menjadi tugas seorang mahasiswa untuk mencegahnya. “Mahasiswa harus memiliki upaya untuk menjadi pemimpin yang profesional sesuai bidangnya masing-masing untuk menjaga persatuan dan ketahanan bangsa,” ujarnya.

Dia mengatakan, menjaga kemajemukan masyarakat Indonesia menjadi hal yang harus dipertahankan. Dia juga berharap masyarakat semakin pandai dalam menghadapi radikalisme serta ancaman dari negara lain.

Wakil Dekan III FMIPA, Prof. Dr. Suratman, dalam sambutannya mengatakan, mahasiswa harus paham konteks bela negara yang memiliki makna luas. Dia berharap masyarakat dapat menjunjung tinggi dan paham bahaya radikalisme yang dapat mengancam eksistensi republik Indonesia. “Kita harus bisa manjaga eksistensi negara kita sendiri hingga waktu yang tak terbatas,” tegasnya.

Hal senada juga dituturkan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Dr. Karomani. “Radikalisme adalah hal yang sudah terjadi sejak lama, harusnya ini sudah bisa diatasi permasalahannya,” ujarnya. Dia berharap masyarakat memahami arti dari keberagaman.

 

Laporan : Andi Saputra

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

6 + four =