Berseni dan Wariskan Budaya Leluhur

Ratna Dima Miranda atau akrab dikenal dengan nama panggung Dima Miranda. Foto : Teknokra/ Revina Azzahra
711 dibaca

Teknokra.co : Salam hangat bunyi rempah, salam pada alam
Kubunyikan suara rempah tuk menyapa alam

Sosok perempuan dengan suara khas membuat sorot mata pengunjung terkesima oleh penampilannya. Ia menyanyikan sebuah lagu dengan iringan musik rempah. Adalah Ratna Dima Miranda atau akrab dikenal dengan nama panggung Dima Miranda.

Secara tidak sengaja ia mengenal musik rempah. Dima bercerita ketika ia sedang membuat produk olahan rempah, dirinya terkagum oleh bunyi yang dikeluarkan ketika menampi rempah-rempah. Sebagai musisi, ia mendalami hal tersebut dan mengolah bunyi-bunyi yang dihasilkan rempah menjadi musik digital. Sejauh ini pelantun “Dalam Batas Nya” telah melahirkan 7 lagu untuk penikmat musiknya.

Perempuan yang mencintai dunia musik ini telah lama berlalu-lalang di Jakarta. Dikenal sebagai sosok musisi lokal yang menggeluti genre musik balada, Dima juga rupanya memiliki semangat untuk mewariskan budaya leluhur.

Lewat rempah nusantara, ia menciptakan berbagai seni kerajinan tangan. Perempuan kelahiran 1973 ini sudah mengenal rempah sejak masih kecil. Dirinya mengaku budaya yang diwariskan oleh nenek dan ibunya membawa turut serta menjaga dan merawat budaya tersebut.

“Dari kecil sudah punya pengalaman kesan dan pesan dari rempah, semua itu warisan dari nenek dan dari ibu,” ujarnya saat diwawancarai pada Sabtu, (25/11) di Balai Kartini, Jakarta.

Dima kemudian membawa cerita masa kecilnya, dahulu ia selalu dikenalkan dengan baluran parem beras kencur. Di eranya dahulu, olahan jamu-jamuan herbal sangat akrab untuk pengobatan anak-anak.

Saat ini, produk turunan yang ia usahakan tetap lestari adalah baluran yang terbuat dari bahan dasar jahe merah. Ia menjelaskan proses pembuatan baluran jahe merah itu sangat ramah dan dapat dilakukan dengan mudah.

“Pembuatan baluran itu dengan mencuci, kemudian ditampi seperti beras untuk menghilangkan lapisan kulit, selanjutnya memarut jahe dengan manual, airnya direbus sehingga menghasilkan endapan, kemudian diperas,” jelasnya.

Ampas jahe hasil olahan baluran itu dapat digunakan kembali untuk produk olahan makanan maupun sebagai produk kerajinan tangan yang menarik lainnya. Produk turunan dari baluran yang tak kalah unik adalah pernak-pernik aksesoris. Semua produk kreasi yang ia ciptakan berasal dari sisa olahan rempah yang sudah tidak memiliki manfaat lagi.

“Bahan-bahan yang sudah tidak terpakai jika dikeringkan kembali ke bentuk semula seperti kayu manis, walaupun dia sudah terpakai dan manfaatnya sudah tidak ada namun bentuknya cantik,” tuturnya.

Sebagai pencinta rempah, Dima berusaha mempertahan nilai-nilai dan bahan-bahan rempah untuk disampaikan kepada anaknya. Sehingga tidak terputus, ia berharap anak muda turut mencoba ambil bagian untuk mempertahankan identitas Indonesia sebagai penghasil rempah terbesar di dunia.

“Harapan saya melakukan ini bersama anak-anak saya dan lingkungannya supaya mereka juga mendapat pesan dari rempah di usia muda. Anak muda harus ambil bagian sebagai Indonesia, sebagai nusantara yang memiliki identitas,” harapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 × three =