Kampus  

Covid-19 Telah Berlalu, Unila Masih Terapkan PKKMB Hybrid

Program Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru (PPKMB) tingkat universitas secara hybrid di Gedung Serbaguna (GSG) Universitas Lampung (Unila). pada Kamis, (15/8). Foto: Teknokra/ Nadia Felisa
246 dibaca

Teknokra.co : Tiga tahun virus Covid-19 berlalu, Universitas Lampung (Unila) masih menerapkan Program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) tingkat universitas secara hybrid di Gedung Serbaguna (GSG) Unila pada Kamis, (15/8).

Sekitar 3000 maba yang mengikuti PKKMB secara luring, dan sisa dari total 10.358 maba melaksanakan secara daring.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unila, Anna Gustina Zainal menerangkan, bahwa PKKMB masih diterapkan hybrid, lantaran kapasitas GSG Unila tak dapat menampung seluruh maba.

“Sebenarnya, tidak ada alasan kita tidak bisa offline semua. Kita terkendala kapasitas ruangan,” katanya.

Dengan tegas ia menyampaikan, bahwa pihak Unila tak mau mengambil risiko dengan menghadirkan seluruh maba, yang jika dipaksakan akan membuat kondisi tidak kondusif.

“Kalau kita paksakan semua mahasiswa baru hadir, bukannya nyaman, malah sebaliknya. Pimpinan tentu saja mengutamakan kenyamanan untuk mahasiswa baru,” jelasnya.

Keputusan ini membuat tak sedikit maba yang merespon. Banyak maba yang menyayangkan keputusan yang dipilih Unila. Diantaranya Baqo Baihaqi (Sosiologi’24), menurutnya seharusnya Unila dapat mempertimbangkan jumlah penerimaan mahasiswa baru, jika memang fasilitas tak cukup menampung.

“Seharusnya dilihat lagi jumlah maba yang diterima harus sesuai dengan GSG nya. Sangat di sayangkan GSG Unila tidak bisa menampung cukup banyak mahasiswa, karna antusias mahasiswa ingin sekali mengikuti PKKMB offline,” katanya.

Dirinya juga menyinggung pembagian hybrid yang kurang adil, lantaran masih banyak mahasiswa yang tak dapat merasakan PKKMB secara luring sama sekali, termasuk dirinya.

Saat mengikuti PKKMB secara daring, dirinya merasa kurang jelas diarahkan dan merasa terabaikan.

“Sistem PKKMB online kurang jelas, seperti diabaikan kita hanya bisa melihat lewat live streaming,” tuturnya.

Senada dengan Baqo, Lusia Sugianti (D3 Akuntansi’24). Lusia mengaku merasa tak ada euphoria mengikuti PKKMB.

“Nggak nyaman karena bakal seharian, jadi tidak kondusif,” katanya.

Zuhri Aziz (Kehutanan’24) juga berpendapat demikian, ia merasa agak kecewa dengan penerapan sistem hybrid pada PKKMB, serta berharap Unila dapat mengubah perubahan PKKMB di tahun selanjutnya lebih baik.

“Agak kecewa sebenernya,karena maba-maba nggak sepenuhnya bisa ikut barengan, tolong dong Unila agak diperluas dikit demi kenyamanan maba ke depannya juga,” pungkasnya.

Penulis: Nissa Nabila dan Hafiz AkbarEditor: Sepbrina Larasati
Exit mobile version