Dari MBG ke Polri, BEM Unila Gelar Konsolidasi Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran

Foto : Teknokra/ Najuwa Kartika Sani
34 dibaca

Teknokra.co: Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga besar Mahasiswa (KBM) Universitas Lampung (Unila) laksanakan konsolidasi refleksi satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran. Kegiatan ini berlangsung di Balai Rektorat Unila pada Minggu, (12/10).

Latar belakang konsolidasi ini menjadi momentum satu tahun kepemimpinan Prabowo-Gibran menjadi penting untuk menilai sejauh mana janji dan visi-misi yang pernah disampaikan saat kampanye telah terealisasi.

Konsolidasi ini juga mengkritisi lebih lanjut mengenai permasalahan program unggulan dari Prabowo-Gibran yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menuai banyak problematika tidak hanya di Lampung namun seluruh Indonesia, reformasi Polri juga dinilai penting dilakukan karena banyaknya ketidakadilan penegakan hukum di Indonesia.

Dari konsolidasi ini juga menghasilkan konsolidasi lanjutan yang akan dilaksanakan pada Rabu, (15/10) pukul 15.00 WIB di Balai Rektorat Universitas Lampung.

Khairil Ambri (Teknik Lingkungan ’22) selaku Mentri Lingkungan Hidup BEM U KBM Unila menyerukan seluruh mahasiswa untuk menyikapi satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran dan mahasiswa sebagai social control bagi pemerintah.

“Menyikapi permasalahan satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran kami lakukan dengan mengajak seluruh elemen konsolidasi, BEM Unila sangat ingin adanya gerakan untuk menyikapi hal tersebut. Mahasiswa dibutuhkan untuk saat ini menjadi social control bagi pemerintah,” ajaknya.

Ia juga menjelaskan mahasiswa bisa lebih masif untuk bersama merumuskan gerakan upaya kemajuan bersama nantinya.

“Mahasiswa bisa lebih masif dan bersama-sama merumuskan gerakan upaya kemajuan bangsa dan kita yang dibutuhkan. Kami berharap untuk membersamai kami nantinya,” jelasnya.

Ia juga menyoroti dengan sedikit nya peserta konsolidasi ini dikarenakan mendadak nya penyebaran informasi yang kurang masif dari BEM U KBM Unila.

“Strategi BEM U KBM Unila perlu diperbaiki untuk ajakan konsolidasi yang kurang masif dikarenakan mendadak, mahasiswa juga jadi kurang tau. Cukup share pamflet bagi teman-teman yang resah dan ingin mengikuti nya,” sorotnya.

Lebih lanjut, Doni Armindo (Ilmu Pemerintahan ’22) salah satu peserta konsolidasi mengungkapkan ia mengikuti konsolidasi ini dikarenakan keresahannya terhadap ketidakadilan dan penyimpangan penegak hukum di Lampung.

“Saya mengikuti konsolidasi ini karena adanya ketidakadilan dan penyimpangan penegak hukum di Indonesia khususnya di Lampung,” ungkapnya.

Ia juga mengharapkan para pihak penegak hukum dan kepolisian untuk lebih profesional dalam menjalankan tugasnya dan lebih transparan dalam menyelesaikan masalah.

“Para pihak penegak hukum dan kepolisian untuk lebih profesional dalam menjalankan tugasnya dan lebih transparan dalam menyelesaikan masalah. Sejauh di Lampung banyak oknum-oknum polisi membuat penegakan hukum tidak adil di Indonesia terkhusus di Lampung,” pungkasnya.

Exit mobile version