teknokra.com: Saat ini banyak ditemui kafe-kafe yang menjajakan minuman kopi kekinian. Daya tariknya bukan hanya dari olahan menunya saja, namun juga kenyamanan tempatnya. Begitu juga dengan Dr. Koffie yang berada di Jalan Pagar Alam, Segala Mider, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandar Lampung.
Ketika menginjakan kaki di kafe yang telah berdiri sejak 2016 silam ini, kamu akan disambut dengan hamparan pasir pantai, bean bag, payung-payung, dan lukisan ombak di dinding. Hal membuat suasananya seperti sedang berada di pantai selain itu disajikan juga hiburan live music.
Sesuai dengan namanya, Dr. Koffie memiliki banyak aneka olahan minuman kopi yang dibuat dari bahan pilihan berkualitas. Untuk jenis kopi yang digunakan, yakni robusta merupakan hasil kemitraan bersama petani kopi di Tanggamus dan Lampung Barat.
Kopi yang digunakan sangat dijaga kualitas dan prosesnya dipantau mulai dari pemanenan serta saat pasca panen pun pengolahannya benar-benar dilakukan secara mandiri dengan teliti oleh Dr. Koffie sehingga kualitasnya dapat terjamin.
‘Kopi Susu John’ menjadi menu favorit, walau pun begitu terdapat juga olahan kopi lain yang antimainstream, salah satunya adalah Penapple Coffe yang merupakan kopi espresso yang dipadukan dengan jus nanas. Dr. Koffie terus melakukan inovasi pada menu misalnya saat ini olahan teh.
Salah satu menunya yaitu, Fines Tea yang merupakan minuman teh yang berbahan bubuk teh, bubuk rempah-rempah, dan jus mangga. Selain itu, di sini juga menyediakan aneka menu kudapan untuk teman ngopi mau pun ngeteh agar lebih nikmat.
Kafe yang buka dari pukul 10 pagi hingga 9 malam ini dapat menjadi rekomendasi kafe antimainsteam yang dapat dikunjungi. Aneka menu di Dr. Koffie ini juga dapat dipesan melalui aplikasi Gojek dan GrabFood.
Penulis: Yesi Sarika
BACA JUGA:
HKopi Agroforestri Solusi Deforestasi Desa Ujung Rembun
Teliti Sejarah Lada dan Kopi, Tiga Mahasiswa Sejarah Lolos Pendanaan
Kopi Agroforestri, Hutannya Lestari, Masyarakatnya Sejahtera
Tumpang Sari, Cara Petani Kopi Lampung Bertahan di Tengah Pandemi